Pada saat memberikan pengarahan pada
Kongres Nasional Tokoh Agama IV, di Jakarta, Rabu malam, Wakil Menteri
Agama Nasaruddin Umar, meminta agar para tokoh agama bisa memahami akar
permasalahan terjadinya gangguan kerukunan beragama. Ia juga berharap
melalui kongres tokoh agama ini akar permasalahan yang mengakibatkan
kerukunan umat terganggu bisa dicarikan metode pemecahannya.
Pada kongres yang dihadiri sejumlah tokoh
agaman tersebut Nasaruddin juga menegaskan perlunya kembali para tokoh
agama menunjukan kewibawaannya. Oleh karenanya ia berharap agar para
pemuka agama bisa turun ke bawah untuk memahami apa yang terjadi, “Wujud
kekerasan menunjukkan, bahwa para pemimpin dan tokoh agama kurang dapat
menyelami dan memimpin umatnya dengan baik. Karena itu kita harus
sering-sering turun ke bawah menangkap dan memahami aspirasi umat pada
level akar rumput,” kata Nasaruddin.
Nasruddin mengatakan pula dalam berbagai
kasus yang terjadi, seringkali konflik dan gesekan bahkan anarkis
bukanlah murni perbedaan keyakinan, aliran atau paham keagamaan,
melainkan dilatarbelakangi oleh persoalan lain yang merembet kepada isu
agama. “Kita semua menyadari, bahwa kerukunan umat beragama adalah wujud
sistem nilai toleransi yang dianut masyarakat,” katanya. “Karena itu,
secara pribadi saya menengarai adanya pengaruh kultural asing pada
kecenderungan radikalisme akhir-akhir ini di tanah air yang bertentangan
dengan Pancasila, dan menodai ajaran agama itu sendiri,” tambah
Nasaruddin.
Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala
Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama Achmad Gunaryo,
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Slamet Effendi Yusuf, Sekretaris
Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Benny Susetyo dan
para tokoh agama lainnya. [Mh]
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar