Yogyakarta-Workshop Kepenulisan Jurnalistik dalam Media Islam yang mengangkat tema ‘The Power of Islamic Journalism’
di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menyimpulkan media Islam mesti
berinovasi lebih giat dalam hal pengolahan konten dan pemakaian sarana
pemberitaan. Misalnya, kecenderungan ayatisasi perlu dikurangi dan
pemanfaatan sarana online harus lebih diperbanyak ragamnya.
Fajar Iqbal, pemateri dari Peace and Journalism Network
menyarankan internalisasi nilai-nilai Islam dalam konten media Islam
perlu dibahasakan lebih luwes ketimbang sekedar menaburinya dengan ayat.
“Biar pers Islam bisa menyentuh kalangan lebih luas,” kata dia.
Menurut Iqbal ada banyak cara yang bisa
dilakukan untuk menonjolkan nilai-nilai universal Islam tanpa harus
terjebak pada kebiasaan ayatisasi dalam tulisan. Dia mencontohkan
tulisan bisa dikonstruksi dalam bentuk yang melihat persoalan dari
banyak sudut pandang. Contoh untuk berita konflik, maka laporan harus
memuat keterangan dari semua pihak yang terlibat secara proporsional dan
fokusnya terarah pada pemecahan solusi pertikaian. “Harus Multi
bothside, paling penting korban harus diangkat,” tambahnya.
Dia juga menerangkan media Islam perlu
merambah jenis media yang makin beragam. Selain cetak, saat ini media
bisa memakai sarana online yang menyediakan fasilitas beragam mulai
media sosial hingga youtube. “Media online seperti youtube itu makin
banyak diminati masyarakat, alterntif-alternatif baru harus mulai
dimunculkan,” jelasnya.
Pemateri lain, Masjidi, sekretaris
Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta, menambahkan media massa saat ini
sedang berada pada masa peralihan. Media cetak dan elektronik mulai
memperlihatkan dirinya melalui jaringan internet menuju media online.
“Internet kini jauh lebih menarik, apalagi bisa diakses via handphone,”
kata Masjidi.[]
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar