Senin, 28 Januari 2013

Kebencian Jangan Dibalas dengan Kebencian



Islam sebagai agama rahmatan lil alamin mengajarkan ketegasan, bukan kekerasan. Sikap itu dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari. “Islam itu tidak mengenal  kekerasan,” kata Direktur Pais Dirjen Pendis Kementerian Agama RI, Dr. Amin Haedari, M.Pd, pada Lazuardi Birru, di Jakarta.

Menurut Amin, dalam sejarah Islam, Nabi Muhammad SAW pernah dilempar batu oleh orang yang tidak suka sama beliau, namun ketika Malaikat Jibril menawarkan untuk memusnahkan kelompok tersebut, Nabi tidak mengizinkannya.

Nabi Muhammad tidak rela umat itu dihancurkan. Sehingga Nabi pun, kata Amin, mendoakan agar umat tersebut diberi petunjuk oleh Allah SWT. Jadi agama Islam, tegas Amin, tidak mengajarkan kekersan, melainkan mengajarkan kelemah lembutan. “Islam diajarkan dan disebarkan dengan penuh kasih sayang, penuh lemah lembut. Tidak ada satu pun Islam mengajarkan kekerasan, kebencian,” ungkapnya.

“Nabi mengajarkan pada kita, agar tidak membenci orang lain, meskipun orang tersebut sangat membenci kita. Islam tidak memerintahkan kita membalas kebencian dengan kebencian yang lain,” demikian Amin menjelaskan.

Terkait dengan kekerasan yang dilakukan seseorang atau kelompok yang mengatasnamakan agama, Amin mengatakan, hal tersebut tidak dibenarkan. Karena itu, melalui Kementerian Agama, Amin telah melakukan sosialisasi agar masyarakat tidak mudah menjadikan kekerasan sebagai solusi dalam menyelesaikan masalah.

“Program-program yang dilakukan oleh Kementerian Agama adalah bagaimana masyarakat memiliki pengetahuan yang luas, wawasan yang mendalam tentang agama. Dengan semakin luas pengetahuan dan wawasan tersebut, insya Allah tidak akan terjadi kekerasan,” kata Amin.

Karena itu, Kementerian Agama terus berupaya melakukan sosialisasi dan memberikan penjelasan pada masyarakat bahwa perbedaan itu merupakan anugerah dan perlu disyukuri. “Perlu kami sampaikan juga bahwa persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kekerasan ini ada kaitannya dengan masalah pengetahuan. Karena itu, Kementerian Agama terus meningkatkan wawasan masyarakat, para ustadz, para da’I. Sehingga dengan wawasan itu, masyarakat tidak terpancing oleh kekerasan dan kebencian pada kelompok lain,” pungkasnya.[Az]



Sumber: Lazuardi Birru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar