Ideologi radikal menyebar bisa melalui
berbagai sarana, seperti buku, membar bebas atau ceramah, dan internet.
Akibat mudahnya penyebaran ide-ide radikal itu, seseorang dengan mudah
bisa menerima paham tersebut. “Penyebaran ideologi radikal di Indonesia
ini mudah, bisa melalui berbagai media,” kata Nasir Abas pada Lazuardi
Birru, di Jakarta.
Bahkan, kata mantan Ketua Mantiqi III
Jamaah Islamiyah (JI) ini, ada orang yang memang sengaja menulis dalam
situs internet cara-cara membuat dan merakit bom, serta cara melakukan
aksi radikal lainnya.
“Itu semua lengkap ada di dalam situs
internet dan berbahasa Indonesia, sehingga hal ini (pemahaman radikal
dan cara merakit bom, red) bisa saja dimiliki oleh orang–orang baru,
generasi berikutnya yang setuju dengan paham tersebut. Lalu, merasa
terpanggil untuk melakukan aksi yang sama,” kata Nasir.
Karena itu, Nasir berharap agar
masyarakat tidak mudah menerima input-input pemahaman dan informasi yang
tidak bisa dipertanggung jawabkan. Selain itu, ia juga berharap agar
masyarakat, khususnya generasi muda bisa memfilter informasi yang ia
dapatkan, baik melalui buku bacaan, internet, dan ceramah keagamaan yang
mengandung kebencian dan aksi kekerasan.
Penelusuran Lazuardi Birru, ada beberapa media online yang memang sengaja menyebarkan hate speech (kebencian) dan provokasi. Hal ini semestinya diawasi dan dikasih peringatan. Karena situs yang menyebarkan hate speech dan berbau provokasi ini akan menyebabkan situasi semakin runyam.
Misalnya beberapa kasus terorisme yang
terjadi di Tanah Air, diantaranya karena dipicu oleh pengaruh situs
internet yang menyebarkan paham radikal. Selain itu, akumulasi dari
lemahnya pemahaman terhadap esensi agama, doktrinasi eksklusif dari
kelompok Islam puritan juga menjadi faktornya.[Az]
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar