Senin, 21 Januari 2013

Situs Penyebar Provokasi Harus Diawasi


Ideologi radikal menyebar bisa melalui berbagai sarana, seperti buku, membar bebas atau ceramah, dan internet. Akibat mudahnya penyebaran ide-ide radikal itu, seseorang dengan mudah bisa menerima paham tersebut. “Penyebaran ideologi radikal di Indonesia ini mudah, bisa melalui berbagai media,” kata Nasir Abas pada Lazuardi Birru, di Jakarta.

Bahkan, kata mantan Ketua Mantiqi III Jamaah Islamiyah (JI) ini, ada orang yang memang sengaja menulis dalam situs internet cara-cara membuat dan merakit bom, serta cara melakukan aksi radikal lainnya.

“Itu semua lengkap ada di dalam situs internet dan berbahasa Indonesia, sehingga hal ini (pemahaman radikal dan cara merakit bom, red) bisa saja dimiliki oleh orang–orang baru, generasi berikutnya yang setuju dengan paham tersebut. Lalu, merasa terpanggil untuk melakukan aksi yang sama,” kata Nasir.

Karena itu, Nasir berharap agar masyarakat tidak mudah menerima input-input pemahaman dan informasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan. Selain itu, ia juga berharap agar masyarakat, khususnya generasi muda bisa memfilter informasi yang ia dapatkan, baik melalui buku bacaan, internet, dan ceramah keagamaan yang mengandung kebencian dan aksi kekerasan.

Penelusuran Lazuardi Birru, ada beberapa media online yang memang sengaja menyebarkan hate speech (kebencian) dan provokasi. Hal ini semestinya diawasi dan dikasih peringatan. Karena situs yang menyebarkan hate speech dan berbau provokasi ini akan menyebabkan situasi semakin runyam.

Misalnya beberapa kasus terorisme yang terjadi di Tanah Air, diantaranya karena dipicu oleh pengaruh situs internet yang menyebarkan paham radikal. Selain itu, akumulasi dari lemahnya pemahaman terhadap esensi agama, doktrinasi eksklusif dari kelompok Islam puritan juga menjadi faktornya.[Az]



Sumber: Lazuardi Birru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar