Jumat, 25 Januari 2013

Akhirnya Mursi Menyetujui Opsi Oposisi





Setelah sempat mengalami perseteruan selama dua pekan, akhirnya pihak oposisi dan Pemerintah Mesir setuju untuk bertemu, kesepakatan ini tercapai setelah Presiden Mursi mau menarik dekritnya dan mau menunda pengumuman referendum undang-undang yang baru.

Menurut Koran harian asy-Syarq al-Awsat yang terbit di wilayah Timur Tengah menyebutkan bahwa, para peserta yang ikut serta dalam dialog nasional hampir mencapai kesepakatan mengenai pengumuman undang-undang yang baru, demi mencegah terjadinya perpecahan di Negara Mesir yang sudah berlangsung selama dua minggu.

Hal ini, dikuatkan dengan pernyataan Perdana Menteri Mesir, Hisyam Qindil pada hari Sabtu sore (8/12) yang menyatakan bahwa Presiden Mursi sepakat untuk merubah dekritnya yang memberikan kekuasaan mutlak bagi dirinya dan merupakan tuntutan pihak oposisi untuk dibatalkan. Dalam penjelasanya pada televisi al-Mihwar, Hisyam Qindil mengatakan, “Presiden Mursi sepakat untuk membatalkan dekritnya dan siap mengumumkan isi dari undang-undang yang baru”.

Sedangkan mengenai penundaan pengumuman undang-undang yang baru yang berbeda dengan undang-undang yang pertama, dan merupakan tuntutan yang kedua dari pihak oposisi, Hisyam Qindil menyatakan bahwa, “Telah terjadi kesepakatan diantara para pemimpin politik yang berkumpul di istana kepresidenan untuk sama-sama mencari pijakan hukum dari penundaan tersebut”.

Sementara itu, Front Penyelamat Nasional Mesir tetap pada tuntutan awal mereka, yaitu Pemerintah Mesir harus membatalkan Dekrit Presiden yang diterbitkan oleh Presiden Mursi bulan lalu, dan membatalkan referendum terhadap undang-undang. Salah satu dari pimpinan Front Penyelamat Nasional Mesir, Muhammad Abul Ghar mewanti-wanti Pemerintahan yang sedang berkuasa agar tidak mengganggu para demonstran yang menduduki Tahrir Square dan halaman Istana Presiden, dia juga menuntut pemerintah agar membubarkan milisi Ikhwanul Muslimin dan segera mengungkap siapa aktor di balik terbunuhnya beberapa demonstran di depan Istana Presiden Rabu yang lalu, seraya meminta para demonstran untuk terus menduduki halaman depan Istana kepresidenan sampai tuntutan mereka dipenuhi.

Di pihak lain, kekuatan Islamis menuduh pihak oposisi telah berusaha menjatuhkan pemerintahan yang sah. Sedangkan pihak militer yang selama terjadinya aksi demonstrasi hanya diam, kini telah menyuarakan seruannya, dalam seruanya mereka menyebutkan bahwa dialog merupakan satu-satunya cara yang bisa menyelesaikan semua masalah dan bisa membawa kebaikan pada Negara dan seluruh rakyat Mesir. (Absyaish).



Sumber: Lazuardi Birru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar