Pintu masuk untuk menjadi radikal bisa
melalui pelbagai cara. Misalnya melalui selebaran, buku, website,
pengajian tertutup, pertemanan, dan kekerabatan. Namun medium tersebut
tidak akan mudah mempengaruhi orang yang berpikir kritis dan tidak
individualis.
Psikolog komunikasi politik Uiniversitas
Indonesia (UI) Prof Dr Hamdi Muluk mengatakan, orang yang cenderung
individualis sangat mudah terpengaruh oleh doktrin radikal. Karena sikap
individualis biasanya menutup ruang diskursus dan tidak kritis.
Sehingga pengetahuan yang masuk hanya satu arah.
“Sikap seperti ini sangat mudah menerima
doktrin radikal yang bebas berkeliaran, baik melalui buku, website, dan
sarana lainnya,” kata Hamdi pada Lazuardi Birru, di Jakarta.
Hamdi mengatakan, pemahaman agama yang
sempit dan tidak berpikir kritis akan mudah terpengaruh oleh doktrin
radikal yang terdapat dalam buku-buku yang bermuatan radikal. “Buku dan
situs radikal membuat pembaca yang imannya tidak kuat dan pemahaman
agamanya dangkal akan mudah terpengaruh. Seolah-olah surga ada di depan
mata,” ungkapnya.
Karena itu, kata Hamdi, buku dan situs
yang menawarkan konten provokatif dan mengampanyekan paham-paham radikal
harus dilawan agar tidak menimbulkan efek negatif.[Az]
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar