Teror bom di Markas Kepolisian Pasar
Kliwon, Solo, Selasa pagi (20/11/2012), diduga kelanjutan dari aksi
teror bom kelompok Solo atau Farhan dan kawan-kawan. Sebab, target
mereka adalah kepolisian dan beberapa jaringan kelompok Farhan yang
belum ditangkap.
Farhan merupakan teroris yang melakukan
aksi teror pada dua Pos Pengamanan (Pospam) Lebaran di Solo, Agustus
lalu. Saat dilakukan penangkapan oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror
Polri, Farhan tewas karena mencoba melawan.
“Ya, segala kemungkinan itu bisa saja
terjadi karena ada yang belum ketangkap dari kelompok mereka. Mereka
juga menargetkan aparat yang diduga sebagai suatu kelanjutan (teror) 18
Agustus yang lalu,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri
Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan,
Selasa (20/11/2012).
Menurut Boy, pelaku teror ingin
mencederai petugas setelah mengecek bungkusan hitam tersebut. Boy
mengimbau aparat kepolisian untuk meningkatkan kewaspadaan. “Kewaspadaan
tetap harus ditingkatkan melihat ada upaya menargetkan petugas-petugas
yang berada di satuan-satuan kecil, melihat saat anggota dalam jumlah
sedikit,” ujarnya.
Sementara itu Wali Kota Solo FX Hady
Rudyatmo mengaku prihatin atas adanya aksi teror yang terjadi di Solo.
Dirinya pun berharap agar warga Solo tetap menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa dengan meningkatkan kewaspadaan di lingkungan masing
masing.
“Atas teror bom di polsek, saya harap
warga Solo tetap meningkatkan kewaspadaan dan menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa,” katanya.
Rudy juga meminta pelaku untuk mengakhiri
aksi teror, terutama di kota Solo. Menurut Rudy, aksi teror apabila
terjadi, tidak akan seperti yang dibayangkan oleh pelaku sendiri.
“Tentunya saya berharap pelaku segera
mengakhiri aksi mereka, karena apabila aksi teror benar terjadi,
akibatnya tidak akan seperti yang diharapkan pelaku,” katanya.
Sementara itu, Kepala Polresta Solo
Kombes Asdjima’in mengatakan, bom tersebut memiliki kemiripan dengan
beberapa benda yang ditemukan aparat pada saat penggerebekan di
Mojosongo, Oktober lalu. Saat itu, polisi menangkap tiga terduga
teroris, yaitu Abu Hanifah, Harun, dan Budiyanto. (sq)
Sumber: Lazuardibirru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar