Empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara akan menjadikan negara menjadi kuat. Dalam konsep Nabi Muhammad SAW, empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara adalah para pemimpin yang adil, para ulama yang menyamaikan ilmunya, para orang mampu yang dermawan, serta doanya orang-orang miskin.
Hal itu dikatakan mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Endriartono Sutarto ketika menyampaikan sambutan pada peringatan tahun baru Islam, 1 Muharram 1434 hijriyah, di Alun-alun Jayabakti Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (24/11/2012).
“Dalam sebuah hadits, Rasullah SAW berkata bahwa ada empat pilar yang menguatkan negara,” katanya.
Endriartono mengimbau masyarakat agar dapat memilih memimpin yang adil dan amanah, mulai dari pemimpin di tingkat yang paling tinggi hingga ke tingkat yang paling rendah. Sebab berdasarkan perkataan Nabi bahwa jika para pemimpin sudah berperilaku tidak adil dan tidak amanah, maka negara dan bangsa tersebut secara perlahan-lahan akan mengalami kehancuran.
“Salah satu upaya untuk dalam memilih pemimpin yang adil dan amanah adalah dengan berdoa dan beristikharah kepada Allah SWT,” katanya.
Pilar kedua, adalah para ulama yang menyampaikan ilmunya. Menurut dia para ulama agar dikembalikan fungsinya sebagai pemimpin dalam mencetak kesalehan sosial. Perhatian pemerintah terhadap pondok pesantren, madrasah diniyah, dan lembaga agama lainnya belum maksimal.
Pilar ketiga, adalah para orang mampu yang dermawan. Ia mengatakan munculnya kesenjangan sosial yang memicu konflik horzintal di tengah masyarakat, karena orang mampu tidak memiliki kepedulian terhadap fakir miskin dan anak yatim-piatu.
“Kesenjangan sosial selain memicu konflik horizontal juga menimbulkan persoalan sosial lainnya seperti, perjudian, pencurian, penjualan manusia, dan sebagainya,” ujarnya.
Pilar keempat adalah doanya orang-orang miskin. Ia berharap orang-orang miskin terus berdoa agar bangsa Indonesia diberikan pemimpin yang adil dan amanah, sehingga bisa membawa negara dan bangsa Indonesia menjadi kuat dan sejahtera.[wan]
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar