Pascaagresi militer Israel ke wilayah
Gaza pada Rabu, 14/11/2012 kemarin, hubungan Israel-Palestina memanas.
Serangan yang dilakukan oleh Israel tersebut mendapat kecaman dari
pelbagai negara, seperti negara-negara di Timur Tengah, ASEAN, bahkan
Barat.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa
Bangsa (PBB) Ban Ki-moon mendesak agar Israel dan Palestina segera
melakukan gencatan senjata. “Bekerja sama dengan semua upaya yang
dipelopori Mesir guna mencapai gencatan senjata segera,” kata Ban,
seperti dikutip Beritasatu.com, 19/11/2012.
Sekjen PBB tersebut mengeluarkan
pernyataan itu setelah Israel dan pejuang Palestina mengesampingkan
seruan masyarakat internasional agar segera mengakhiri serangan udara ke
Jalur Gaza dan penembakan roket ke Israel selatan. “Ini harus
berhenti,” tegas Ban.
“Setiap peningkatan lebih lanjut tak bisa
dielakkan akan meningkatkan penderitaan penduduk sipil yang terpengaruh
dan harus dihindari,” imbuhnya.
Penembakan roket Palestina dan serangan
udara Israel berlanjut, Ahad (17/11), saat “Operasi Pilar Pertahanan”
Israel telah memasuki hari kelima.
Pada Sabtu, Israel memperluas agresi ke
Jalur Gaza dari kebanyakan sasaran militer ke pusat prasarana
pemerintah, dan meratakan dengan tanah markas pejabat HAMAS, yang
memiliki empat lantai, dengan gempuran lima bom sebelum fajar, demikian
laporan media.
Israel memulai agresi militernya ke Jalur
Gaza pada Rabu (14/11) pekan lalu. Sejumlah roket lagi diluncurkan dari
Jalur Gaza ke Tel Aviv pada Ahad malam, untuk kedua kali dalam 24 jam,
kata laporan itu.
Para pejabat kesehatan HAMAS mengatakan
45 orang Palestina telah tewas dan 385 orang lagi cedera sejak
peningkatan agresi pada Rabu lalu dalam pertempuran lintas-perbatasan,
kata laporan media. Di Israel, tiga warga sipil tewas dan 63 lagi
cedera. Empat prajurit Yahudi juga cedera pada Sabtu.
Sumber: LB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar