Senin, 17 Februari 2014

Radikalisme Agama Akibat Pemahaman Sempit




Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai mengatakan, radikalisme terbentuk salah satunya karena merasa paling paham terhadap ajaran agama. Akibatnya mereka menghakimi dan menghabiskan orang-orang yang tak sepaham dengan mengatasnamakan perintah Tuhan.

"Kelompok itu merasa paling benar dan kelompok yang akan masuk surga, sedangkan kelompok lainnya adalah sesat atau kafir," kata Ansyaad Mbai dalam wisuda STAI Aljawami di Aula STIA LAN Jatinangor, Sabtu (15/2/2014).

Menurut Ansyaad Mbai, dari penelusuran aliran-aliran pemahaman agama di Mesir dan Yaman yang kerap menjadi rujukan Muslimin Indonesia mendapatkan gambaran kesalahpahaman itu.

"Hasilnya ada dua paham yang meresahkan dan menyesatkan yakni tafkiri dan tafjiri. Tafkiri yakni faham mengafirkan orang-orang yang tak sefaham, sedangkan tafjiri adalah perilaku kekerasan malah dengan bom karena merasa diperintah Tuhan," katanya.

Bom bunuh diri mengatasnamakan jihad, kata Ansyaad, merupakan tindakan yang keliru dalam memahami Islam. "Orang-orang itu belum selesai dalam mengaji Alquran karena hanya mendengarkan pengajian ayat-ayat yang bernada kemarahan. Padahal, di dalam Alquran itu lebih banyak ayat tentang perdamaian dan kesejahteraan," katanya.

Sumber: Pikiran Rakyat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar