Senin, 03 Februari 2014

Membela Negara Hukumnya Wajib




Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj mengajak segenap bangsa Indonesia untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Keutuhan NKRI harus tetap dijaga, tidak hanya secara geografis, tapi secara politik, ekonomi, dan budaya Indonesia kembali menjadi negara yang berdaulat," kata KH Said saat berpidato dalam peringatan hari jadi ke-88 NU di Gedung PBNU, Jakarta, Jumat (31/1/2014).

Kiyai Said menegaskan bahwa pihaknya akan terus menjaga dan mengawal keutuhan NKRI. Menurut dia Pancasila merupakan sarana paling tepat untuk menjaga keutuhan NKRI. Pasalnya, ideologi negara Pancasila dengan Falsafah Bhineka Tunggal Ika merupakan tali pengikat keragaman bangsa ini.

"Bagi NU membela NKRI dan Pancasila merupakan keharusan politik untuk menjaga kesatuan dan kedamaian negeri ini dan sekaligus merupakan kewajiban syari membela negara wajib hukumnya. Komitmen atau kesetiaan ini perlu terus ditegaskan hingga NU genap berusia satu abad nanti," tegas dia.

Hadirnya reformasi dengan semangat liberalisme yang tanpa batas, menurut Said, telah menyebabkan upaya merombak NKRI serta mengganti atau merevisi Pancasila terus berjalan. Dilihat dari sudut pertahanan, menurutnya, integritas NKRI sudah mulai mengendur. Hal tersebut terbukti dengan terjadinya pelanggaran wilayah oleh negara-negara tetangga.

Dari segi ekonomi, menurut Said, telah terjadi liberalisasi perdagangan dengan dibebaskannya investasi asing masuk ke semua sektor strategis. Akibatnya, saat ini ekonomi nasional tidak lagi di bawah kendali bangsa sendiri, tetapi telah dikuasai asing.

Terakhir, lanjut Said, di sektor kebudayaan, pengaruh asing mulai menerobos hingga ke sektor privat. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang ada terus-menerus menggerus akar budaya Indonesia. Menurutnya, sarana paling tepat untuk menjaga keutuhan NKRI yang mulai runtuh dan terpecah belah tersebut adalah Pancasila.[as]

Sumber: Kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar