Selasa, 04 Februari 2014

Etnis Tionghoa Bagian dari NKRI




Etnis Tionghoa merupakan bagian tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karenanya, masyarakat Tionghoa mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan masyarakat lainnya dalam membangun Indonesia. Perbedaan suku, bahasa, sistem nilai, serta adat dan budaya merupakan kekayaan Indonesia. 

Pernyataan itu dikemukakan Menteri Agama Suryadharma Ali saat bersilaturahim (pai cia) dengan Keluarga Besar Persatuan Tempat Ibadah Tri Dharma (P.T.I TD) dan Martrisia Komisi Daerah (Komda) Jawa Tengah di Tempat Ibadah Tri Dharma. (T.I TD) Tay Kak Sie, Semarang Jawa Tengah, Minggu (2/2/2014). 

“Perbedaan adalah kekayaan Indonesia. Disitulah ada hikmah yang akan membuka banyak rahasia yang menguntungkan kita,” kata Suryadharma.

Ia mengatakan pemerintah sangat menghargai semua agama, termasuk Konghuchu. “Meski hanya berjumlah sekitar 170 ribu jiwa, tapi masyarakat Konghuchu dihormati. Setiap ada peringatan hari besar agama Konghuchu, pemerintah meliburkan masyarakat untuk menghormati dan merayakannya. Jadi tidak salah kalau Indonesia merupakan negara dengan kerukunan terbaik di dunia,” ujarnya.

Menag menambahkan bahwa Indonesia tidak akan ada jika kita tidak rukun. Menurutnya, Indonesia harus lengkap dan termasuk didalamnya adalah Etnis Tionghoa. “Indonesia harus lengkap, termasuk Etnis Tionghoa. Kita harus terus menjaga kerukunan antarkita. Tanpa itu, Indonesia tidak akan ada,” tegas Menag.

Dia menuturkan rukun adalah kata yang sangat ampuh dan juga modal dasar bagi bangsa ini untuk bangun dan memperkuat diri. Sebab kerukunan harus terus dikumandangkan dan digalang sampai kapan pun.

"Perbedaan antara kita, bukan lah suatu kelemahan. Keberagaman merupakan sebuah kekuatan yang menjadi ciri khas Indonesia," tandasnya.

Menag juga mengingatkan, bahwa Tahun 2014 merupakan tahun politik. “Harapan saya, di tahun politik ini, kita semua mampu lari kencang, karena akan menghadapi banyak tantangan dan persaingan yang sangat ketat. Apa pun yang terjadi, tolong, kita jaga persatuan kita, jangan sampai kita tercerai berai. Mari kita tingkatkan kohesivitas kita sebagai bangsa, untuk menuju ke kemakmuran” lanjut Menag.

“Semoga pergantian tahun ini memberi keberkahan bagi kita, mampu mengatasi kesulitan dan penderitaan kita, untuk menuju dan mencapai cita-cita baru kita yang sukses dan mulia,” harap Menag.

Ketua Martrisia Komda Jateng David Hermanjaya, mengatakan adanya kemajemukan ini senantiasa diiringi sikap menjunjung tinggi hak asasi umat. "Imlek ini kita maknai secara spiritual mendalam baik di lingkup keluarga maupun di tengah masyarakat," ujarnya.

Sumber: Kemenag, Suara Karya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar