Rabu, 05 Februari 2014

Halalkanlah Profesimu



 
Oleh : Rahmat Kurnia Lubis*

Ada banyak profesi yang bisa kita lihat dan saksikan di negeri ini, beragam pekerjaan di lakoni untuk kebutuhan hidup, mulai dari kebutuhan sandang, pangan dan papan yang menjadi prioritas utama. Di antara banyaknya pekerjaan itu ada hal yang sifatnya halal atau boleh di laksanakan namun cara penempuhannya jika di perbuat dengan cara yang tidak baik maka jatuhnya pekerjaan tersebut menjadi sesuatu hal yang haram. Misalnya jika seorang berdagang, menjual pakaian dan apa saja, namun di dalamnya terdapat unsur penipuan, menyembunyikan kekurangan, menyampaikan semua bahasa yang menjanjikan tapi tidak seperti kenyataan maka ini adalah sebuah kebohongan dan penipuan. Pekerjaan itu di samping yang pada dasarnya halal alias boleh di lakukan ternyata ada juga pekerjaan yang jelas-jelas keharamannya.  Seperti misalnya mencuri, korupsi, dan menjual harga diri seperti halnya para pekerja seks komersial, suatu pekerjaan yang sudah jelas keharamannya namun di balik keharuman itu justru anda mempergunakan tipu muslihat untuk memeras dan mempropaganda orang lain, maka bisa anda pahami kejahatan yang anda lakukan telah tertimpa beberapa hal, pertama tentang haramnya pekerjaan anda dan kemudian yang kedua tentang anda melakukan cara haram tersebut dengan cara menipu dan membinasakan. Naudzubillah.

Ada sebuah ungkapan yang pantas untuk di renungkan dalam hal itu adalah sebuah ungkapan doa, “Ya Allah berikanlah kami rezeki sebagaimana rezeki yang Engkau berikan kepada seekor anak gagak." Maksud dari pernyataan ini adalah seekor anak gagak yang berwarna putih meski ditinggal oleh sang induk karena warna nya yang putih bukan hitam layaknya gagak pada umumnya, ia ditinggalkan sang induk. Namun, karena bau anak gagak yang busuk, ia kemudian dihampiri oleh belatung-belatung yang menjadi makanannya. Begitulah Allah jika sudah menakdirkan kehidupan bagi makhluknya. Allah SWT berfirman dalam al Quran :

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)”. [QS. Huud Ayat: 6] 

Jika ada banyak hal pekerjaan yang bisa di lakoni setiap makhluk, termasuk manusia ini dengan design yang sempurna ini maka kenapa lagikah kita harus menjalankan aktifitas dengan jalan yang salah. Kehidupan ini hanya sementara saja. Tidak ada yang abadi, maka pergunakanlah akal sehat dan hati yang bersih itu untuk menuju negeri yang lebih kekal abadi.

Rezeki atau makanan yang di dapatkan dari perbuatan haram tentunya tidak akan baik bagi pelaku, segala sesuatu yang sudah menjadi darah karena makanannya akan sangat sulit sekali kelak untuk datang memohon pertolongannya, karena hanya hamba-hamba Allah SWT yang bersih baik dari pakaian, makanan, tempat dan hatinya yang akan di terima doanya. Mungkin kita pernah berpikir tentang doa, tidak di kabulkanoleh-Nya maka instropeksilah diri anda. Jika seorang manusia itu sudah merasa nyaman dengan gelimang dosa yang di miliki maka, tidak ada kekhawatiran sedikit pun tentang gusarnya Allah, maka bisa jadi sesungguhnya bahwa Allah SWT telah meninggalkan anda. Harusnya bagi seorang manusia yang normal pemikirannya bahwa rezeki bisa di cari, namun jika pertolongan dan hidayah Allah sudah menjauh maka sama halnya kita telah mengorbankan kehidupan yang tidak akan oernah lagi selesai buat selama-lamanya, kehidupan yang abadi yaitu antara sorga dan neraka.

Efek dari perbuatan buruk yang di lakukan tidak hanya memberikan kerugian bagi orang yang sudah di dzhalimi dari perbuatan buruk tersebut, tetapi jika harta yang di peroleh dengan cara yang tidak benar, maka sama halnya telah menjerumuskan diri dan keluarga ke lembah azabnya Allah SWT yaitu neraka yang sangat pedih. Dua hal yang perlu diketahui akibat dari doa adalah, pertama bahwa seorang yang sudah merasa nyaman dengan perbuatan tersebut ia akan selalu melakukan tindakan dan bahkan mencari alasan untuk membenarkan apa yang dia lakukan, dosa sudah menjadi karakter dan pola hidupnya, dan yang kedua bahwa kehidupan akan terus di bayang-bayangi sebuah kesalahan yang tidak baik bagi kehidupan psikologi dan bahkan bisa jadi akan menurun kepada generasi setelah anda.

Profesi selain dari pekerjaan untuk mencari kehidupan untuk kebutuhan sandang, pangan dan papan tersebut, ternyata ada juga profesi yang tidak menuntut sebuah materi tapi kelakuannya itu membuat kerusakan yang tidak sedikit seperti mengadu domba, menyalahkan dengan tuduhan-tuduhan yang tidak baik, tidak beralasan terhadap orang lain. Mungkin diri merasa apa yang dilakukan tersebut adalah hal yang biasa saja, tapi perlu di renungi kembali apakah wajar sebuah bahasa menyakitkan orang lain, jika merasa tidak pantas atau sudah tidak baik oleh semua lapisan masyarakat dan agama maka jauhkanlah kebiasaan yang hanya memperbanyak musuh tersebut. Jika kita mengasihi apa saja yang ada di langit maka semua yang ada di langit akan turut serta mengasihi.


*Penulis adalah Alumni Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar