Rabu, 12 Februari 2014

BIN: Ada Indikasi Teroris Balas Dendam saat Pemilu




Badan Intelijen Negara (BIN) mencium ada indikasi kelompok radikal akan memanfaatkan momentum Pemilu 2014 sebagai ajang dendam.

"Beberapa temuan juga mengindikasikan ada kelompok-kelompok radikal yang bermaksud melaksanakan aksi-aksi terorisme terkait dengan pelaksanaan Pemilu," kata Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Marciano Norman saat memaparkan materinya dalam Rapat Koordinasi Nasional Pemantapan Pemilu Anggota DPR DPD dan DPRD Tahun 2014 di Gedung Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2014).

Marciano mengatakan kelompok radikal yang berafiliasi dengan jaringan pelaku terorisme kini aktif menyuarakan penolakan penyelengaraan Pemilu, menyuarakan isu-isu sara, isu-isu ketidakadilan, pembelaan kelompok termajinalkan dan lain-lain.

"Mereka aktif menyuarakan penolakan penyelengaraan pemilu," ujarnya.

Menurut dia hal tersebut sebagai dampak dari keberhasilan penindakan terorisme yang dilakukan aparat kepolisian dimana para pelakunya ada yang berhasil ditangkap atau tewas saat disergap.

"(Hal itu) terindikasi memicu niatan balas dendam di kalangan kelompok radikal pada momentum pelaksanaan Pemilu yang akan datang," katanya.

Permasalahan pemilu akan semakin kompleks dengan adanya gerakan-gerakan yang menganggap bahwa Pemilu tidak sah. Tentu hal tersebut dipicu dari ketidakpuasan atau tidak terakomodir eksistensinya secara politik baik di dalam sistem yang berlaku saat ini maupun setelah Pemilu mendatang.

"Kompleksitas permasalahan yang dihadapi pun semakin bertambah dengan adanya gerakan-gerakan untuk mendelegitimasi keadaan Pemilu itu sendiri oleh pihak-pihak yang diantaranya ditenggarai bertendesi tidak puas atau khawatir tidak terakomodir eksistensinya secara politik," ucap Marciano.

Sumber: Tribunnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar