Rabu, 12 Februari 2014

Hukuman Sebagai Efek Jera Dalam Islam









Oleh : Erka Negarawan* 

Dikutip dari salah satu media online yang konon kabarnya merupakan media radikal untuk menebar isu jihad, advokasi, pengkafiran dan lain sebagainya, dalam tulisan tersebut dalam alinea pertama adalah “Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Rupanya pasukan thaghut tidak akan pernah berhenti untuk menghinakan dan menzalimi para pejuang Islam, terutama mujahid-mujahid yang kini tengah ditawan dalam penjara mereka. Belum hilang dari ingatan kita bagaimana antek thaghut menunjukan arogansinya di Lapas Batu, Nusakambangan, kali ini kesewenang-wenangan dan kedzaliman di Lapas kembali terjadi. Inilah dalam alinea pertama sebuah artikel berjudul “Fakta di Balik Penjara”. Hal menarik dalam kalimat terurai yang di sampaikan oleh media tersebut adalah bahwa pertama karena ruangan privacy seperti kamar mandi yang tanpa tirai, kemudian masalah jam besuk yang kurang dari tiga puluh menit, dan terakhir ketika mendapat kunjungan dari rombongan ikhwan, pihak Lapas melalui sipirnya menghembuskan isu bahwa para mujahid suka mengkafirkan seluruh tahanan dan napi yang beragama Islam".

Untuk lebih jelas dalam beberapa alinea berikutnya tulisan tersebut berbunyi seperti berikut:

” Untuk hanya mendapatkan tirai kami harus beradu argumen dulu dengan para sipir disini…”, “Jam kunjungan dibatasi walaupun pembezuk yang datang berkunjung dari daerah yang jauh, waktu yang disediakan tidak lebih dari 30 menit. Tak jarang kami harus bersitegang dengan sipir yang selalu mengawasi kami untuk meminta dispensasi waktu. Setelah beradu argumen barulah bisa memperoleh 30 menit tambahan”. Fakta lain yang kami peroleh adalah adanya ancaman dari para sipir kafir kepada narapidana kasus umum yang diketahui sering berkomunikasi atau mengikuti ta’lim yang diadakan para mujahid”.

Dari pembacaan terhadap isi berita tersebut maka seolah ada yang kontra produktif dan di besar-besarkan, bukankah dalam sebuah lapas  memang di batasi ruang, gerak, dan pemikiran nya jika ia memang seorang yang bisa memberikan pengaruh di dalam dan di luar ruangan, karena pada hakikatnya penjara atau tahanan sebagai jalan untuk merubah paradigma dan membuat efek jera terhadap para tahanan nara pidana. Dalam kasus terorisme misalnya mereka biasa membangun jaringan rahasia yang ia sungguh ibarat bola salju, mereka menanamkan pikiran bukan dari hal formal pendidikan dan institusi, tapi ia melakukan aktifitas cuci otak dengan intens melakukan pertemuan, mencoba membongkar pemikiran, dan selanjutnya memasukkan ide-ide untuk melakukan perlawanan, bahwa yang benar hanya dirinya dan selainnya adalah musuh bagi keyakinannya.

Suatu hal yang perlu di baca secara bijak adalah kalimat seolah kedzholiman dan meminta bantuan, permusuhan terhadap orang yang melakukan diskriminasi yaitu kepada sipir dan petugas di Lapas Batu Nusa Kambangan, permintaan keadilan ini di sampaikan dengan bahasa yang sangat propokatif mengingat bahwa permintaan tahanan yang di sampaikan di awal seperti tirai untuk kamar mandi dalam kalimat tersebut di atas berbunyi, “Untuk hanya mendapatkan tirai kami harus beradu argumen dulu dengan para sipir disini”, dispensasi besuk seperti dalam kalimat opini tersebut di atas akhirnya di berikan tambahan waktu 30 menit, dan paling parahnya lagi adalah  mengatakan seolah pihak lapas menjadi orang yang menebar isu dengan mengatakan para mujahid yang sering membahasakan kafir terhadap orang lain, namun ternyata dalam tulisan tersebut tidak sedikit bahasa thagut, kafir, kedhzaliman, dan arogansi yang mereka sampaikan untuk menunjuk pihak atau petugas lapas secara langsung. 

Meminjam istilah Prof Azyumardi Azra, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, mengatakan, menista agama dan kekerasan atas nama agama sama-sama tidak dibenarkan. Ini sama hal nya kekerasan tidak membawa bangsa pada perdamaian. Segala sesuatu hal yang di lakukan dengan arogansi, kekerasan, justru akan menciptakan permusuhan dan kekeliruan yang lebih besar dari pada agama itu sendiri, jika kita ingin membuat Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin maka hal utama yang harus di lakukan adalah dengan menunjukkan sikap yang bijak, damai, santun, penuh harap kepada Allah SWT dan menumbuhkan jiwa sosial. bukankah kehidupan dunia ini adalah tempat atau ladang untuk menghantarkan kita kepada keridhoannya Allah SWT, jangan sampai seorang yang muslim menjadi bangkrut di akhirat, yaitu dia yang suka melakukan fitnah, propaganda, kerusakan, dan segala bentuk ketidak baikan ketika di dunia yang nanti di yaumil akhir orang akan menuntutnya ketika ingin masuk ke surga, orang yang di sakiti, dizhalimi, dan lingkungan yang sudah di rusak ini akan di minta pertanggung jawabannya oleh yang merasa di rugikan dan terlebih-lebih Allah sang maha adil.

Menurut Prof. Dr. Nazaruddin Umar, bahwa tidak ada tempatnya kekerasan dalam agama, maka lakukanlah aktifitas sebaik mungkin demi amanah yang Allah SWT sudah berikan, amanah besar, yang dapat memuliakan manusia tapi sekaligus menghinakan makhluk bernama manusia ini jika tidak di jaga, di pelihagra, lidah, pikiran, tangan dan seluruh anggota badan lainnya ke dalam kebaikan, kedamian, jika kebaikan dan kedamian itu masih bisa menyelesaikan masalah, dan lebih di sukai oleh penghuni langit dan bumi ini, maka tidak ada alasan untuk berkata nista dan berbuat rusak hanya untuk kebenaran atau tepatnya pembenaran atas sebuah kesalahan.

Mari sikapi dengan bijak hukuman yang ada,tanpa memandang buruk hukuman tersebut untuk di terima, kecuali nyata kedzholiman di dalamnya, negara Indonesia adalah negara hukum yang damai, dan bila ada kesalahan di dalamnya maka lakukanlah dan minta lah keadilan secara hukum tanpa harus di hembuskan isu kedzhaliman, dan lain sebagainya yang justru membuat orang yang awam semakin anti terhadap bangsa tercinta ini, hendaknya antusiasme keberagamaan di jalankan dengan arah yang benar, agar esensialitas Islam yang kita banggakan ini dapat di terima oleh manusia dan umat lainnya, yaitu sempurna dan sesuai untuk setiap kondisi dan waktu. Tafakkaru.     

*Penulis adalah Peminat kajian, Sosial, Politik dan Keagamaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar