Kamis, 06 Februari 2014

Peran Seni Dalam Mendakwahkan Islam

Oleh :  Rahmat Kurnia Lubis*


Seni merupakan suatu hal yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan, bukankah sesungguhnya dengan seni hidup akan semakin indah, dengan ilmu akan lebih mudah dan tentu nya dengan agama hidup akan terarah. Tiga hal tersebut merupakan point yang tidak bisa di pisahkan satu sama lain jika ingin mempunyai warna, gairah, kesuksesan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Antara Seni, Ilmu dan Agama merupakan bahasan yang seharusnya melekat bagi setiap pribadi muslim, kenapa hal ini menjadi keharusan, karena pada dasarnya manusia itu secara fithrah mencintai keindahan, seni itu termasuk di dalamnya keindahan, kelembutan, kreatifitas, dan menghidupkan imajinasi. Menghidupkan imajinasi akan menjadi sangat penting dalam memompakan semangat, tidak hanya sekedar memahami sebuah teori tapi bagaimana memvisualisasikan sebuah dokumen, sejarah, dan cerita fiksi yang menggugah akan membawa arti dan kesan tersendiri bagi yang menonton nya. Tidak sedikit orang yang kemudian memanfaatkan media, seni dan karya untuk menggugah dunia. 

Karya seni tidak hanya sebatas, film tapi meliputi budaya, musik, dan gambar yang menambah kita mengerti dan paham akan arti sebuah peristiwa terlebih-lebih dengan peran seni ini bisa membuat suasana sejarah hidup kembali, tentunya yang lebih penting menambah semangat nasionalisme dan keberIslaman diri seoranga manusia. Karya-karya seni para sufistik misalnya telah mampu menjadi bahasa bijak yang di kenang dan dijadikan inspirasi oleh banyak orang, seperti misalnya Jalaluddin Rumi, Rabiyatul Adawiyah, ketika melihat filsuf-filsuf muslim juga banyak memberikan pemikiran dengan bahasa yang simbol untuk menuangkan gagasan dan kedalaman pikirannya. Seni merupakan fithrah manusia, jadi tidak di benarkan bahwa seni tidak boleh masuk dalam kehidupan, bahkan dengan seni bisa membuat hidup lebih ceria, lebih berbudaya, dan melalui pendekatan seni bisa memberikan dakwah Islam ke nusantara. 

Islam tidak harus dengan bahasa Arab kemudian mengubah budaya Indonesia hingga memunculkan Arabisasi. Budaya merupakan seni yang harus tetap hidup dan berkembang sesuai dengan wilayah dan zamannya. Saat ini garapan film-film Indonesia dari insan-insan seni sudah memberikan warna untuk mengimajinasikan tokoh-tokoh fenomenal bangsa, hal ini merupakan inspirasi tentunya dengan mengupas tokoh seperti Ir. Soekarno, Kyai Hasyim Asyari dan Ahmad Dahlan, dan lain-lain sebagainya. terlepas dari pro dan kontra masyarakat yang beredar tapi setidaknya hasil dari industri film tanah air sudah mulai mengarah kepada hal yang bersifat kritik yang konstruktif, lihatlah misalnya film di Timur Matahari, mengisahkan tentang budaya yang ingin perdamaian bisa terwujud dari budaya perang yang selama ini mengakar dalam tradisi hidupnya. Kemudian ada lagi film seperti Laskar Pelangi, Negeri Lima Menara, Alangkah Lucunya Negeri Ini, Di Bawah Lindungan Kabbah,  hal ini menunjukkan bahwa semangat untuk struktur perubahan dalam etika sosial, nalar agama, dan ketertinggalan maupun ketidak pedualian terhadap mereka yang jauh di perbatasan negeri ini mampu kita lihat dengan seksama tentang kebutuhan mereka yang tidak hanya sebatas pengakuan wilayah bahwa mereka hidup di wilayah kesatuan negara republik Indonesia, tapi bagaimana kepedualian itu di bangun dari Sabang sampai Merauke.

Jika kita berbicara lebih luas maka seni merupakan cara mengolah kehidupan untuk menjadi sukses, terhormat, mencair dan mulia. Sunan Kalijaga telah mampu menjadikan wayang sebagai media dakwah dalam Islamisasi di Pulau Jawa. Rasullah saw pernah bersabda: 

"Innallaha jamilun yuhibbul jamal" Artinya : Allah itu Maha indah dan Dia mencintai keindahan

Dalam al Quran juga menyimpan filosofis yang sangat tinggi jika di pelajari, bagaimana tidak bahwa nilai seni, yang merupakan sastra dan gaya bahasa al Quran yang luar biasa, bahasa yang mudah di pahami. Hal inilah yang menurut Qoraish Sihab bahwa al Quran ibarat mutiara yang tidak ada ujungnya, selalu memberikan inspirasi, tidak pernah usai untuk melakukan penelitian kedalaman bahasa, makna, dan seni di dalamnya. Kembali Allah SWT dalam al Quran menyebutkan.

"Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, Sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain". (QS. Al-Isra’ :88)
 
Seni merupakan bagian yang menyatu dalam kehidupan, dengan mengedepankan seni yang berakal, berbudaya serta beragama, maka sesuatu hal yang seolah tegang dan kaku dalam berpikir, bisa mencair dan membentuk sebuah pola baru dalam menemukan dan mengurai makna kepada banyak orang. Seni tidak akan mencari musuh dalam kehidupan karena ia adalah sesuatu hal yang netral, hanya orang-orang pecandu seni ini lah yang membuat ia menjadi buruk dan kurang mendapat tempat yang netral, atau juga bagi orang yang mengkritik seni sebagai bagian dari kehidupan namun tidak memberikan arti dan icon seni yang berbudaya. Seni akan senantiasa tetap hidup dan menjadi media yang saling merangkul dan membesarkan, ia akan berubah menjadi bahasa yang konstruktif, nilai yang edukatif, dan meretas jalan kebekuan ijtihad bagi dunia Islam itu sendiri. Peran seni ini akan membuat sesuatu hal yang sulit menjadi mudah, bahasa yang keras menjadi lembut, dan yang jauh menjadi dekat. Tafakkkaru.

*Penulis Adalah Institute for Multiculuralism and Pluralism Studies.
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar