Rabu, 17 April 2013

Strategi Kebudayaan Gus Dur Ampuh Suburkan Toleransi



Dalam pembangunan negara dan bangsa Indonesia, pemikiran dan strategi kebudayaan yang baik mutlak diperlukan. Ini dilakukan agar kekanyaan sekaligus juga keberagaman yang ada di negeri ini tetap harmoni. Gesekan-gesekan sosial, politik dan kultural dalam proses pembangunan tentu sulit dihindari, meskipun bukan berarti tidak ada solusi elegan untuk hal tersebut.

Adalah Gus Dur, salah satu guru bangsa yang berjuang keras menyuburkan kehidupan ber-Indonesia dalam bingkai harmoni. Visi perjuangannya terutama adalah menjadikan Islam lebih maslahat bagi semua warga Indonesia.

Namun perjuangannya tidak sekedar dilakukan dengan pemahaman sempit bahwa Islam harus diformalisasi dan dintegrasikan dalam seperangkat konstitusi negara. Jauh lebih dari itu, Gus Dur lebih memprioritaskan semacam kulturalisasi Islam. Suatu proses, ketika merembernya nilai Islam di seluruh lini kehidupan berbangsa dan bernegara tanpa harus dengan adanya labelisasi dalam konstitusi. Pandangan ini merupakan keinsyafan Gus Dur akan berbagai macam keberagaman dalam tubuh Indonesia.

“Dia memberi inspirasi pemikiran dan tindakan untuk berjuang menegakkan kebenaran dan keadilan tanpa kenal lelah,” ujar Habib Ali Assegaf dalam acara “Sarasehan Budaya Mengenang Tiga Tahun Gus Dur,” Rabu, 26 Desember 2012.

Sastro Ngatawi, Ketua Lesbumi-PBNU menambahkan bahwa pemikiran dan strategi kebudayaan yang diambil Gus Dur, kata dia, berdasar pemahaman yang memadai akan tradisi dan sejarah bangsa. Menurutnya, bagi Gus Dur, kebudayaan apapun tidak masalah, asal bisa menjadi sarana mengenal semangat dan nilai Islam agar lebih mudah dipahami dan membumi. [Mh]

Sumber: Lazuardi Birru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar