Sabtu, 06 April 2013

Islam Garis Keras Berusaha Menguasai Al-Azhar



Kondisi politik terakhir Mesir semakin mengkhawatirkan, tidak hanya dalam masalah politik praktis tapi juga dalam masalah perebutan kendali terhadap lembaga-lembaga yang memiliki peran besar, baik bagi masyarakat Mesir sendiri maupun bagi umat Islam di seluruh dunia secara umum.

Kekhawatiran ini muncul dari pihak minoritas yang ada di Mesir, seperti orang-orang Kristen Ortodok, orang-orang Liberal dan orang-orang Sekuler. Sumber kekhawatiran mereka berangkat dari kemungkinan pemerintah Mesir akan berubah menjadi pemerintahan teokrasi, yang semua urusan pemerintahan akan tergantung keputusan para agamawan.

Lebih mengkhawatirkan lagi, jika Al-Azhar sebagai lembaga yang selama ini terkenal moderat akan dikuasai oleh orang-orang salafi. Hal ini tidak tertutup kemungkinan mengingat hasil referendum undang-undang Mesir yang baru yang mayoritas didukung oleh orang-orang salafi menyetujui undang-undang baru tersebut, dan salah satu pasal dalam undang-undang baru tersebut memberikan kekuasaan penuh terhadap Al-Azhar untuk memberikan pertimbangan, sekaligus keputusan tentang konstitusi negara dilihat dari perspektif agama.
Kenyataan seperti ini sebenarnya tidak diinginkan oleh para tokoh Azhar sendiri, para pemegang kebijakan di Azhar tidak suka dengan peran yang terlalu besar bagi institusi ini, mereka merasa terpaksa menerima kebijakan tersebut atas desakan orang-orang salafi yang akhir-akhir ini mendapat tempat dalam demokrasi gaya baru Mesir.

Salah seorang penasihat Syaikh Al-Azhar Abdu ad-Daim Nasir mengatakan, “Orang-orang Salafi menginginkan Al-Azhar menjadi bagian dari pemerintahan politik, dan ini tidak kami setujui, kami tidak ingin membuat undang-undang berdasarkan faham teologis yang mengatakan ini (benar) dan ini (salah)”. Dan inilah sebenarnya yang diinginkan oleh mereka. Nasir menambahkan bahwa orang-orang salafi memperjuangkan hal ini karena mereka mengira bahwa mereka akan menguasai Al-Azhar.

Perselisihan ini akan memiliki dampak yang sangat besar terhadap masa depan Mesir, karena Al-Azhar memiliki posisi terhormat bagi setiap orang Mesir dan merupakan lembaga yang memiliki otoritas penafsiran tentang Islam. Sejak dulu Al-Azhar memiliki peran yang sangat penting, di samping juga ia merupakan pusat penyebaran faham Ahlussunnah Waljamaah, yang memiliki murid dari berbagai belahan dunia.

Inilah sebenarnya yang sangat ditakutkan oleh orang-orang Kristen dan orang-orang sekuler, yaitu perubahan ideologi Al-Azhar yang moderat menjadi instansi yang beraliran keras. (Absyaish).


Sumber: Lazuardi Birru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar