Senin, 15 April 2013

Iran Diminta Tidak Ikut Campur Urusan Negara Teluk








Dalam penutupan Konferensi Tingkat Tinggi yang ke-33 di Manama, Bahrain kemarin, para pemimpin negara-negara Teluk menghasilkan beberapa keputusan, baik yang berkenaan dengan masalah politik maupun masalah ekonomi di negara-negara anggotanya.

Para pemimpin Negara-negara Teluk Arab tersebut menghasilkan kesepakatan langkah-langkah strategis untuk menyatukan visi dan misi negaranya masing-masing. Kesepakatan ini sejalan dengan keinginan Riyad yang diutarakan oleh Raja Saudi untuk meningkatkan hubungan yang awalnya hanya sebatas hubungan yang bersifat taawun (organisasi biasa) menjadi Uni Arab Teluk yang mengakomodir semua kepentingan negara-negara anggotanya.

Raja Hamad bin Isa Ali Khalifah, Raja Bahrain menegaskan keberhasilan besar yang dihasilkan dalam konferensi tersebut merupakan bukti nyata keinginan para pemimpin Negara-negara Teluk untuk saling membantu, saling meningkatkan hubungan dan saling mendukung untuk bersama-sama mensejahterakan masyarakat Teluk.

“Hal itu tidak bisa tercapai kecuali dengan adanya persatuan dan keinginan untuk saling membantu sesama Negara-negara Teluk demi menjaga dan mengamankan wilayah mereka,” ujar dia ketika memberikan sambutan pada acara penutupan konferensi.

Ia mengucapkan terima kasih kepada anggota Majelis Komite Tertinggi Negara-negara Teluk yang telah merancang tema pembahasan konferensi tersebut. Ia menjamin hasil konferensi tersebut akan mendapat perhatian khusus dari semua anggota dan akan segera terlaksana untuk kemaslahatan masing-masing negara anggotanya.

Dalam sambutannya, Syaikh al-Sabah al-Ahmad al-Jabir al-Sabah, Raja Kuwait menyampaikan kegembiraannya dan kegembiraan rakyat Kuwait atas rencana diadakannya Konferensi Tingkat Tinggi Negara-negara Teluk yang akan datang di Kuwait. Ia juga menyampaikan undangan bagi semua yang hadir ketika itu untuk turut hadir dalam konferensi yang akan datang di negaranya.

Sementara dalam bidang politik hasil konferensi tersebut memutuskan bahwa semua anggota Majelis menentang penjajahan Iran terhadap tiga pulau yang menjadi hak Uni Emerat Arab. Mereka juga menegaskan bahwa semua hal yang berkaitan dengan ketiga pulau tersebut, baik yang berkaitan dengan masalah politik, ekonomi maupun yang lainnya berada di bawah kekuasaan Uni Emerat Arab, dan Iran sama sekali tidak memiliki hak atas ketiga pulau tersebut.

Hasil keputusan tersebut juga mengimbau Iran dan Uni Emirat Arab untuk duduk bersama membahas masalah sengketa tersebut atau kalau tidak bisa keduanya dipersilahkan untuk mengajukannya ke pengadilan internasional. Di samping itu, mereka juga menghimbau Iran untuk tidak ikut campur dalam masalah intern Negara-negara Teluk.

Sedangkan mengenai senjata nuklir Iran, mereka berharap Iran mau bekerja sama dengan Badan Nuklir Internasional. Dalam keputusannya mereka ingin Iran memperhatikan keinginan Negara-negara Timur Tengah yang ingin bebas dari senjata nuklir maupun senjata pemusnah massal lainnya. (Absyaish).

Sumber: Lazuardi Birru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar