Minggu, 07 April 2013

LSI: Publik Menginginkan Capres yang Melindungi Keberagaman




Kurang lebih dalam jangka setahun, pesta demokrasi di Indonesia segara akan digelar. Berbagai macam strategi pemenangan pun tampaknya telah dipersiapkan partai-partai politik yang akan berkontestasi di pemilu 2014.  Namun sebenarnya apa kriteria publik yang dijadikan dasar dalam memilih presiden.

Mengenai tanya tersebut Lingkaran Survei Indonesia (LSI) memberikan salah satu jawabannya bahwa mayoritas publik menginginkan munculnya presiden yang punya komitmen tegas dalam menjaga keberagaman baik ideologis maupun primordial.

“Berdasarkan survei yang dilakukan LSI pada 440 responden di seluruh provinsi, 87,6 persen menginginkan munculnya calon presiden 2014 yang melindungi keberagaman,” kata peneliti LSI, Adjie Alfaraby, dalam pemaparan hasil surveinya di Jakarta, Ahad, 23 Desember 2012.

Adjie menambahkan bahwa saat ini publik tak mempersoalkan perbedaan etnik dan agama dalam menentukan calon presiden. Dari survei yang digelar 14-17 Desember itu, 54.49 persen responden bisa menerma pemimpin yang berbeda agama dan 80,37 persen menerima pemimpin perempuan.

Kehadiran seorang presiden yang peduli terhadap keberagaman kata Adjie, diyakini akan menurunkan intensitas kekerasan yang terus meningkat sejak 1998 lalu. Pada periode 1998-2004, pada pemerintahan BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, dan Megawati Soekarnoputri, terjadi 915 kasus dengan rata-rata 150 kasus per tahun. Jumlah ini meningkat pada pemerintahan Yudhoyono, 2004-2012 dengan 1.483 kasus, sekitar 210 kasus per tahun. [Mh]

Sumber: Lazuardi Birru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar