Senin, 01 April 2013

Mogok Kerja Membuat Palestina Lumpuh



Para pegawai pemerintahan Palestina sudah dua hari melakukan mogok kerja, mereka menuntut pembayaran gaji yang sudah dua bulan belum terlunasi. Mogok kerja ini dilakukan oleh para pegawai pemerintah yang meliputi pengelola sekolah-sekolah, para pegawai yang berada di bawah naungan berbagai kementerian dan para pegawai di berbagai instansi-instansi pemerintah lainnya.

Belum jelas sampai kapan keterlambatan pembayaran gaji para pegawai ini, mengingat tidak ada kepastian yang diberikan oleh pemerintah Palestina sendiri, bahkan Perdana Menteri Palestina, Salam Fayed tidak berani berjanji kapan gaji para pegawai tersebut bisa dilunasi. “Belum ada kepastian sampai kapan gaji mereka bisa terbayar,” jelasnya.

Kenyataan ini semakin memperburuk nasib ekonomi warga Palestina, menurut ketua aliansi pegawai Palestina, kondisi ekonomi rakyat Palestina khususnya para pegawai semakin memperihatinkan, “Mereka (para pegawai. red) bahkan tidak mampu membayar ongkos transportasi untuk sampai ke kantor-kantor mereka,” ujarnya.

Para pegawai menuntut pelunasan gaji untuk bulan November yang seharusnya sudah mereka terima beberapa hari ini, dan tidak lama dari itu pencairan gaji untuk bulan Desember yang seharusnya mereka terima dalam waktu dekat ini.

Pemerintah Palestina sebenarnya sudah mengalami krisis sejak dua tahun terakhir, tapi krisis itu semakin memburuk sejak satu bulan ini, karena Israel menahan dana hasil pajak dan cukai milik Palestina sebagai bentuk hukuman dari Pemerintah Israel, karena Pemerintah Palestina mengajukan diri sebagai Negara pengawas non anggota kepada PBB dan berhasil mendapat pengakuan.

Satu-satunya solusi yang sedang ditunggu oleh Pemerintah Palestina adalah kucuran dana bantuan sebesar 100 juta dolar dari Negara-negara Arab yang sudah diputuskan dalam konferensi liga Arab di Irak  pada bulan Maret 2012 lalu. Dana ini dianggap bisa membantu meringankan krisis ekonomi Palestina, sehingga pantas ketika Perdana Menteri Palestina sangat berharap Negara-negara Arab segera mengucurkan dana tersebut.

“Kami tidak punya tongkat sihir yang bisa merubah keadaan ini, jadi kami sangat berharap Liga Arab segera mengadakan pertemuan darurat untuk membahas masalah ini, karena keadaan ini akan semakin buruk jika Liga Arab tidak bisa memberi kucuran dana dalam jumlah besar dan dalam waktu dekat pula,” ujar Fayed.
Kondisi Palestina akan semakin buruk jika tidak segera ada dana talangan gaji para pegawai tersebut, karena selain para guru dan para pegawai di bawah kementerian yang sudah melakukan mogok kerja, kini para dokter dan para pegawai rumah sakit lainnya juga akan melakukan mogok kerja. Dan Palestina yang lumpuh total hanya tinggal menunggu waktu saja.[ Absyaish]

Sumber: Lazuardi Birru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar