Konflik politik Mesir mulai reda setelah
secara resmi pemerintah Mesir mengumumkan hasil referendum konstitusi di
negeri seribu menara tersebut. Konstitusi baru Mesir mendapat
persetujuan 64% rakyat Mesir, sedangkan sisanya 36% menolak, tapi suara
yang setuju sudah memenuhi kouta untuk tidak diulanginya pemilihan
kembali.
Pihak oposisi yang tidak puas dengan
hasil tersebut terus menebar ancaman kepada Presiden Mursi. “Perjuangan
dengan jalan damai akan tetap berlanjut untuk menggagalkan konstitusi,”
ujar mereka. Mereka juga berjanji akan memenangkan Pemilu Parlemen di
masa yang akan datang.
Sementara itu, Badan Pengawas Tertinggi
Pemilihan mendapatkan sedikitnya 2200 pengaduan dari masyarakat mengenai
kecurangan dan ketidaknetralan pemilihan pada fase kedua. Para pengamat
politik menyebut hasil ini merupakan kemenangan bagi Presiden Mursi
terhadap oposisi, dan hal ini memberi kesan yang baik terhadap Presiden
Mursi setelah beberapa bulan yang lalu sempat tercoreng gara-gara
jatuhnya beberapa korban dalam aksi demonstrasi.
Hanya saja beberapa pengamat lain malah
meragukan hal itu. Menurut mereka berbagai peristiwa yang terjadi pada
referendum konstitusi kemarin, justru semakin memperparah borok Presiden
Mursi di masa-masa yang akan datang, dan yang perlu diwapadai adalah
perolehan suara oposisi yang meningkat tajam. Menurut mereka hal ini
akan menjadi sebuah kekuatan besar untuk menghadapi kekuatan politik
Islam dan akan memperoleh berbagai kemenangan dalam beberapa tahun yang
akan datang.
Di sisi lain, Abul Ma’athi, Ketua Badan
Tertinggi Panita Pemilu yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
referendum tersebut menyatakan bahwa panitia pemilihan akan mengoreksi
ulang hasil pemilihan, diantaranya dengan menghitung ulang jumlah
pemilih yang hadir, suara yang sah dan suara yang tidak sah.
Sementara di pihak lain, pihak oposisi
yang dimotori Front Penyelamat Mesir menyatakan bahwa hasil referendum
kemarin banyak mengalami kecurangan. Menurut mereka kecurangan itu
terjadi dengan beberapa kasus di lapangan, yaitu tidak adanya pengawas
dari pihak kehakiman yang mengawasi pemilihan secara keseluruhan,
terlambatnya proses pemungutan suara di berbagai TPS. Sehingga
menyebabkan beberapa orang yang kelamaan menunggu giliran mencoblos
terpaksa pulang tanpa memberikan suara mereka, dan adanya anjuran atau
semacam penyuluhan kepada para pemilih untuk mencoblos “iya” oleh para
petugas TPS.
Mereka menganggap hal itu merupakan
kecurangan yang sangat nyata dan mereka juga telah melaporkan hal itu
kepada panitia pemilihan.
Namun yang jelas rakyat Mesir sangat
gembira dengan kesuksesan pemilihan tersebut yang berjalan lancar dan
tidak ada kendala yang berarti, entah apa pun hasinya, yang terpenting
bagi mereka Mesir kembali kondusif. (Absyaish).
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar