Sejatinya aksi-aksi radikalisme dan
terorisme adalah sebentuk laku yang didasari oleh pemahaman sepihak atas
ayat al Qur’an. Pemahaman yang menolak berdialog dengan “liyan”. Para
radikalis dan teroris hanya menganggap pemahaman merekalah yang benar
dan pemahaman lain tidak perlu didengar bahkan harus dibungkam.
Jika ditilik dalam al Qur’an ayat-ayat
‘keras’, yang sebenarnya tidak banyak jumlahnya. Justru pesan dan
petunjuk moral-lah yang lebih dominan tertuang dalam al Qur’an. Bahkan
menurut cendekiawan muslim, Djohan Effendi, pesan dan petunjuk moral
yang tertuang dalam al Qur’an berjumlah lebih banyak dari tema-tema
lain. Tidak heran jika ada yang menyimpulkan bahwa Islam ingin umatnya
agar memiliki moralitas dan etika yang baik.
Dalam karyanya, Pesan-Pesan Al-Qur’an:
Mencoba Mengerti Intisari Kitab Suci, Djohan Effendi ingin
memperlihatkan bahwa tema moralitas adalah core dari al Qur’an.
Baginya Al-Quran adalah petunjuk moral, yang mengilhami kita bagaimana
seharusnya hidup pada zaman sekarang. [Mh]
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar