Mantan Perdana Menteri Malaysia
Mahathir Mohamad menyebut perang sebagai salah satu tindakan kriminal.
Menurutnya, seorang pembunuh adalah sama dengan seorang prajurit yang membunuh
prajurit lawan.
"Ketika perang berlangsung,
kau membunuh banyak orang. Lalu kau pulang ke negaramu mendapatkan banyak
penghargaan dan disebut sebagai pahlawan," kata Mahathir dalam acara Second
Launching Mahathir Global Peace School di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin
(17/2/2014).
Turut hadir dalam acara ini
mantan wakil presiden RI Jusuf Kalla, Ketua Umum PP Muhamadiyah Din Syamsudin,
dan Rektor Universitas Muhamadiyah Yogyakarta Bambang Cipto.
"Satu sisi pembunuh dihukum,
sementara pembunuh ratusan nyawa dalam perang dianggap pahlawan. Ini janggal
dan tidak logis," ujar Mahathir.
Kritik keras terhadap motif
perang dan dampaknya dilontarkan Mahathir di hadapan puluhan akademisi dari
beragam negara seperti Indonesia, Singapura, dan Afrika. Mahathir memimpikan
sebuah dunia tanpa perang, dan kehidupan damai dalam keberagaman.
"Betapa bersyukurnya saya,
kini Global Peace School telah menyebar ke Indonesia dan Malaysia. Tak
lama lagi, seluruh dunia akan menilai perang sebagai tindakan kriminal," ujar
Mahathir.
Sementara itu, Jusuf Kalla menilai
perang muncul karena sejarah menunjukkan ada kesenjangan kekuatan ekonomi dan
sumber daya yang dimiliki setiap negara.
"Terkadang, mereka membuat
alasan untuk memunculkan perang. Tapi melalui kesamaan ekonomi, kompromi, dan
diplomasi, maka kita akan merubah sistemnya," katanya.
Sumber: Detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar