Etnis Tionghoa merupakan bagian
tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karenanya,
masyarakat Tionghoa mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan masyarakat
lainnya dalam membangun Indonesia. Perbedaan suku, bahasa, sistem nilai, serta
adat dan budaya merupakan kekayaan Indonesia.
Pernyataan itu dikemukakan
Menteri Agama Suryadharma Ali saat bersilaturahim (pai cia) dengan Keluarga
Besar Persatuan Tempat Ibadah Tri Dharma (P.T.I TD) dan Martrisia Komisi Daerah
(Komda) Jawa Tengah di Tempat Ibadah Tri Dharma. (T.I TD) Tay Kak Sie, Semarang
Jawa Tengah, Minggu (2/2/2014).
“Perbedaan adalah kekayaan
Indonesia. Disitulah ada hikmah yang akan membuka banyak rahasia yang
menguntungkan kita,” kata Suryadharma.
Ia mengatakan pemerintah sangat
menghargai semua agama, termasuk Konghuchu. “Meski hanya berjumlah sekitar 170
ribu jiwa, tapi masyarakat Konghuchu dihormati. Setiap ada peringatan hari
besar agama Konghuchu, pemerintah meliburkan masyarakat untuk menghormati dan
merayakannya. Jadi tidak salah kalau Indonesia merupakan negara dengan
kerukunan terbaik di dunia,” ujarnya.
Menag menambahkan bahwa Indonesia
tidak akan ada jika kita tidak rukun. Menurutnya, Indonesia harus lengkap dan
termasuk didalamnya adalah Etnis Tionghoa. “Indonesia harus lengkap, termasuk
Etnis Tionghoa. Kita harus terus menjaga kerukunan antarkita. Tanpa itu,
Indonesia tidak akan ada,” tegas Menag.
Dia menuturkan rukun adalah kata
yang sangat ampuh dan juga modal dasar bagi bangsa ini untuk bangun dan
memperkuat diri. Sebab kerukunan harus terus dikumandangkan dan digalang sampai
kapan pun.
"Perbedaan antara kita,
bukan lah suatu kelemahan. Keberagaman merupakan sebuah kekuatan yang menjadi
ciri khas Indonesia," tandasnya.
Menag juga mengingatkan, bahwa
Tahun 2014 merupakan tahun politik. “Harapan saya, di tahun politik ini, kita
semua mampu lari kencang, karena akan menghadapi banyak tantangan dan
persaingan yang sangat ketat. Apa pun yang terjadi, tolong, kita jaga persatuan
kita, jangan sampai kita tercerai berai. Mari kita tingkatkan kohesivitas kita
sebagai bangsa, untuk menuju ke kemakmuran” lanjut Menag.
“Semoga pergantian tahun ini
memberi keberkahan bagi kita, mampu mengatasi kesulitan dan penderitaan kita,
untuk menuju dan mencapai cita-cita baru kita yang sukses dan mulia,” harap
Menag.
Ketua Martrisia Komda Jateng
David Hermanjaya, mengatakan adanya kemajemukan ini senantiasa diiringi sikap
menjunjung tinggi hak asasi umat. "Imlek ini kita maknai secara spiritual
mendalam baik di lingkup keluarga maupun di tengah masyarakat," ujarnya.
Sumber: Kemenag, Suara Karya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar