Sejak awal, masyarakat Indonesia
sudah memiliki kesadaran bahwa negeri ini dibangun di atas pluralitas, dibangun
di atas komponen-komponen bangsa yang majemuk. Atas dasar itulah kerukunan
merupakan sesuatu yang senantiasa harus di maintenance dan
dipelihara. Kerukunan harus menjadi
komitmen bersama pemerintah dan masyarakat.
Hal itu ditegaskan Dirjen Bimas
Islam Abdul Jamil dalam acara Dialog
Tokoh Lintas Agama di Serang, Banten, Jumat (14/2/2014) malam.
Abdul Jamil mengatakan bahwa
dialog lintas tokoh dan agama sudah dilakukan dan dikembangkan sejak dulu oleh founding
father bangsa Indonesia. Dengan dialog, kata Djamil, kita bisa saling tukar
pendapat hingga bisa menemukan solusi atas permasalahan bangsa.
“Solusi yang ditemukan bisa
dikomunikasikan dengan baik kepada pihak yang lain melalui dialog. Apalagi kita
sudah memiliki wadah kerukunan umat beragam atau Forum Kerukunan Umat Beragama
yang sudah dibentuk di seluruh wilayah Indonesia,” terang Djamil.
Sehubungan itu, Djamil
mengingatkan bahwa kerukunan umat beragama tidak hanya menjadi konsern pemerintah
semata, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat. “Bersama pemerintah, masyarakat
harus proaktif dalam menjaga kerukunan,” ujar Djamil.
Kerukunan merupakan kebutuhan
hidup di negeri ini. Dulu, kata Djamil,
tokoh-tokoh agama kita seperti
Pak Mukti Ali adalah orang yang sangat concern dan menjadi pionir
bagaimana kita menciptakan hubungan saling mengerti antara yang satu dengan
yang lain, hubungan kerjasama antar umat beragama.
Itulah sebabnya dulu diciptakan
wadah kerukunan antar umat beragama yang kemudian berkembang terus menjadi
organisasi-organisasi internal umat beragama. Wadah itu kini menjadi ajang kita
bertemu untuk saling bertukar pendapat antara yang satu dengan lainnya.
“Orang-orang di luar sana heran
akan kehebatan masyarakat Indonesia. Negara yang yang dipisahkan oleh laut dan
terdiri dari beribu pulau, masih bisa bersatu dalam wadah NKRI,” kata Djamil.
Sumber: Kemenag.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar