Senin, 08 Juli 2013

Perampok Tambora Terkait HASMI?


 

Pihak kepolisian mengklaim kelompok perampok toko emas di Tambora, Jakarta Barat, merupakan jaringan kelompok Harakah Sunni untuk Masyarakat Indonesia (Hasmi).
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Suhardi Alius, Senin (18/3/2013) menjelaskan, kelompok Hasmi merupakan jaringan kelompok teroris pimpinan Abu Hanifah yang ditangkap pihak Datasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror akhir tahun lalu.

“Anggota jaringan kelompok Hasmi ini telah siap melakukan aksi peledakan di beberapa tempat. Mereka memiliki kemampuan yang tak kalah dengan jaringan-jaringan sebelumnya,” ungkapnya saat menggelar konferensi pers di Mabes Polri.

Pada kesempatan yang sama, Karopenmas Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar, mendukung kesimpulan tersebut dengan mengemukakan beberapa indikasi. “Ada indikasi terkait pelatihan teror di Aceh, perampokan CIMB Niaga, terkait kelompok di Surakarta, Beji Depok, dan Poso,” katanya..
Menurut Boy, indikasi tersebut muncul lantaran Makmur (M) alias Bram, salah satu tersangka yang tertembak mati, diduga terlibat dalam kelompok Bom Beji Depok, September 2012.
“Informasi kuat, M hadir di situ (lokasi perakitan bom di Depok). Dia berinteraksi dengan kelompok Thoriq di Depok,” urai Boy.

“M di sini termasuk tokoh utama aksi teror. M juga terlibat perampokan CIMB Niaga Medan. Mereka bertindak sebagai pelaku. Mereka sudah buat bom hanya bom berhasil digagalkan artinya mereka tidak berpeluang dan berhasil dicegah,” lanjut Boy.
Sementara Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Toni Hermanto, menjelaskan, perampokan toko emas tersebut diduga untuk membeli amunisi teror. Amunisi tersebut bakal digunakan untuk merakit bom.
Toni mengatakan, setelah mereka merasa cukup dengan amunisi, bom akan dirakit, dan dilanjutkan dengan aksi teror. Pihak kepolisian menduga target mereka adalah markas aparat keamanan seperti TNI dan Polisi.

Menurut dia, berdasarkan pengembangan polisi, kelompok tersebut sebelumnya pernah terlibat pencurian dengan kekerasan di tiga tempat, yaitu toko material (Desember 2012), Kantor Pos Ciputat Tangerang Selatan (Januari 2013), dan konter telepon selular Bantar Gebang Bekasi (Januari 2013).
Boy Rafli menjelaskan, komplotan perampok ini juga aktif dan terkait dengan aktivitas teror lainnya. “Ada yang pernah berkaitan dengan pelatihan teror di Aceh yaitu Togog,” cetusnya.
Saat ini lanjut Boy, pihaknya masih terus menyelidiki kasus tersebut. Dalam waktu dekat usai penyelidikan, kepolisian segera memasukan dua nama teroris yang masuk Daftar Pencarian Orang (DPO), keduanya berinisial Ed dan Sh.

Pada Jumat, (15/3/2013) polisi melakukan penangkapan di kawasan Teluk Gong, Jakarta Utara dan Kampung Mustika Jaya, Bekasi, 3 anggota kelompok perampok tewas ditembak dan 4 orang dibekuk dalam kondisi hidup. Barang bukti yang berhasil diamankan, antara lain, 5 senjata api rakitan jenis Uzi, 14 bom pipa, peluru kaliber 9 mm, 34 butir, 2 sepeda motor, dan emas 1 kilogram yang merupakan hasil perampokan. (sf)

Sumber: Lazuardi Birru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar