Pihak kepolisian mengklaim kelompok perampok toko emas di Tambora, Jakarta Barat, merupakan jaringan kelompok Harakah Sunni untuk Masyarakat Indonesia (Hasmi).
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Suhardi
Alius, Senin (18/3/2013) menjelaskan, kelompok Hasmi merupakan jaringan
kelompok teroris pimpinan Abu Hanifah yang ditangkap pihak Datasemen
Khusus (Densus) 88 Antiteror akhir tahun lalu.
“Anggota jaringan kelompok Hasmi ini
telah siap melakukan aksi peledakan di beberapa tempat. Mereka memiliki
kemampuan yang tak kalah dengan jaringan-jaringan sebelumnya,” ungkapnya
saat menggelar konferensi pers di Mabes Polri.
Pada kesempatan yang sama, Karopenmas
Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar, mendukung kesimpulan tersebut dengan
mengemukakan beberapa indikasi. “Ada indikasi terkait pelatihan teror di
Aceh, perampokan CIMB Niaga, terkait kelompok di Surakarta, Beji Depok,
dan Poso,” katanya..
Menurut Boy, indikasi tersebut muncul
lantaran Makmur (M) alias Bram, salah satu tersangka yang tertembak
mati, diduga terlibat dalam kelompok Bom Beji Depok, September 2012.
“Informasi kuat, M hadir di situ (lokasi perakitan bom di Depok). Dia berinteraksi dengan kelompok Thoriq di Depok,” urai Boy.
“M di sini termasuk tokoh utama aksi
teror. M juga terlibat perampokan CIMB Niaga Medan. Mereka bertindak
sebagai pelaku. Mereka sudah buat bom hanya bom berhasil digagalkan
artinya mereka tidak berpeluang dan berhasil dicegah,” lanjut Boy.
Sementara Direktur Kriminal Umum
(Dirkrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Toni Hermanto, menjelaskan,
perampokan toko emas tersebut diduga untuk membeli amunisi teror.
Amunisi tersebut bakal digunakan untuk merakit bom.
Toni mengatakan, setelah mereka merasa
cukup dengan amunisi, bom akan dirakit, dan dilanjutkan dengan aksi
teror. Pihak kepolisian menduga target mereka adalah markas aparat
keamanan seperti TNI dan Polisi.
Menurut dia, berdasarkan pengembangan
polisi, kelompok tersebut sebelumnya pernah terlibat pencurian dengan
kekerasan di tiga tempat, yaitu toko material (Desember 2012), Kantor
Pos Ciputat Tangerang Selatan (Januari 2013), dan konter telepon selular
Bantar Gebang Bekasi (Januari 2013).
Boy Rafli menjelaskan, komplotan perampok
ini juga aktif dan terkait dengan aktivitas teror lainnya. “Ada yang
pernah berkaitan dengan pelatihan teror di Aceh yaitu Togog,” cetusnya.
Saat ini lanjut Boy, pihaknya masih terus
menyelidiki kasus tersebut. Dalam waktu dekat usai penyelidikan,
kepolisian segera memasukan dua nama teroris yang masuk Daftar Pencarian
Orang (DPO), keduanya berinisial Ed dan Sh.
Pada Jumat, (15/3/2013) polisi melakukan
penangkapan di kawasan Teluk Gong, Jakarta Utara dan Kampung Mustika
Jaya, Bekasi, 3 anggota kelompok perampok tewas ditembak dan 4 orang
dibekuk dalam kondisi hidup. Barang bukti yang berhasil diamankan,
antara lain, 5 senjata api rakitan jenis Uzi, 14 bom pipa, peluru
kaliber 9 mm, 34 butir, 2 sepeda motor, dan emas 1 kilogram yang
merupakan hasil perampokan. (sf)
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar