Para korban pelanggaran kebebasan
beribadah di Indonesia membentuk komunitas Solidaritas Korban
Pelanggaran Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (Sobat KBB), sebagai
bentuk perlawanan bersama terhadap gerakan intoleransi di Indonesia.
Dengan didampingi para aktivis dari
Setara Institute dan KontraS, koordinator nasional Sobat KBB, Pendeta
Palti Panjaitan, mengatakan bahwa komunitas ini bertujuan agar para
korban saling menguatkan.
“Sobat KBB ini akan membuat simpul-simpul
di setiap daerah agar nantinya para korban dapat saling menguatkan dan
bersama-sama melawan pemerintah, agar pemerintah memberikan hak para
korban untuk beribadah,” ujarnya.
Palti hadir beserta perwakilan kelompok
yang menjadi target gerakan intoleransi, seperti jemaat Ahmadiyah,
Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin, Gereja Huria Kristen Batak
Protestan (HKBP) Filadelfia dan kelompok Syiah.
“Kita juga melibatkan semua masyarakat
Indonesia yang peduli dengan kebebasan dan berkeyakinan. Komunitas ini
juga mengajak semua elemen yang mau bersama-sama mengajak NKRI (Negara
Kesatuan Republik Indonesia) ini tetap berbeda, tetapi di dalam
perbedaan itu dapat menjadi kekuatan karena saling menghormati, dan
perbedaan itu saling melengkapi serta saling mengisi,” ujar Palti.
Pendeta Palti Panjaitan, yang saat ini
masih terus gigih memperjuangkan kebebasan beribadah bagi jemaat Gereja
HKBP Filadelfia di Tambun, Bekasi, menambahkan, gerakan kelompok
intoleransi dalam perkembangan terakhir terus meningkat. [Mh]
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar