Saat ini bangsa Indonesia sedang
mengalami disorientasi (kehilangan arah) akibat kehilangan keteladanan
para pemimpinnya. Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Ditjen Bimas
Islam, Muhammadiyah Amin dalam sambutannya pada ‘Dzikir dan Istighasah
Akbar’ sebagai puncak kegiatan aksi sosial bertajuk “Satu Hati untuk
Semua”.
Karena itu, Amin berharap agar semua
menjadi teladan. “Kita semua (masing-masing) harus menjadi teladan bagi
orang lain,” kata dia.
Menurut dia, Islam adalah humanisme
teosentrik. Yakni seperangkat nilai keberagamaan yang sangat
mementingkan manusia sebagai tujuan sentralnya. Nilai dasar Islam memang
memusatkan dirinya pada keimanan kepada Tuhan, tetapi sesungguhnya ia
mengarahkan perjuangannya untuk kemuliaan peradaban manusia.
“Di sinilah Islam sangat mementingkan
akhlak mulia, sebagaimana Rasulullah SAW telah mengingatkan akan
keberadaannya. Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia,” ungkapnya mengutip Hadis Nabi.
Dengan demikian, kata dia, merupakan
sebuah kemestian bagi kita untuk terus bahu-membahu membentuk dan
menjaga akhlak warga bangsa ini di semua lini kehidupannya.
Lebih jauh ia mengatakan, para pelaku pendidikan dan dakwah, sejatinya tidak lagi hanya berkutat pada transfer of knowledge, memindahkan pengetahuan dari kepala ke kepala, tetapi lebih memusatkan pada kemanusiaannya (man centered), terutama dengan keteladanan. Sehingga, pembentukan karakter (character building) pada masyarakat akan lebih mungkin terbentuk.[az]
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar