Jumat, 14 Juni 2013

LPOI Meminta Presiden Berantas Terorisme, Korupsi, dan Narkoba

Sejumlah organisasi masyarakat Islam yang tergabung dalam Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) menyampaikan sejumlah masukan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait pencegahan aksi terorisme, pemberantasan korupsi, dan penanggulangan penyalahgunaan narkoba, di Istana Negara, Kamis (!4/3/2013).

“Pertama, untuk masalah narkoba, kami memohon kepada pemerintah agar mengeksekusi gembong narkoba dengan hukuman mati yang sudah diputuskan oleh pengadilan, dan tidak ada peninjauan kembali atau pertimbangan kembali yang akhirnya bisa mengurangi atau membebaskan gembong narkoba,” ujar perwakilan LPOI yang juga Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj di Istana.
Said meminta agar Badan Narkotika Nasional (BNN) segera mengumumkan pengedar barang haram setiap kali menangkap, bukan hanya pemakainya. LPOI menyatakan siap bekerja sama dengan BNN tentang pemberantasan narkoba di Indonesia.

Kedua, lanjut Said, kepada kepolisian dan penegak hukum terutama KPK, LPOI meminta agar tidak tebang pilih atau takut dari intimidasi dan ancaman dari mana pun.
“Kami meminta kepada para hakim dari pengadilan khusus tindak pidana korupsi agar segera menindak dan memberikan hukuman bagi mereka yang korupsi berat. Selain itu juga meminta kepada Parpol dan DPR segera memecat para anggotanya yang terlibat korupsi dan merevisi UU Korupsi. Juga meminta hakim di pengadilan tipikor agar dapat memiskinkan para koruptor,” harapnya.

Kemudian mengenai terorisme, LPOI mendukung pemerintah untuk membasmi terorisme di Indonesia. LPOI akan segera melakukan kerja sama dengan BNPT untuk mencegah terorisme di Indonesia.
“Meminta kepada Kemenag dan Kemendagri dan Kemenlu untuk meninjau kembali MoU dengan yayasan-yayasan dari luar negeri. LPOI siap memberikan masukan tentang yayasan-yayasan tersebut,” paparnya.

LPOI menegaskan bahwa pihaknya tidak terpengaruh sedikit pun dengan gonjang ganjing politik. Gonjang ganjing yang terjadi itu urusan politik.

“Artinya, di belakang bapak presiden sampai 2014. Ormas tidak akan ikut campur masalah politik tapi yang penting politik kebangsaan, politik persatuan politik NKRI itu yang kita dukung. Urusan kekuasaan itu urusan parpol yang jelas kami selalu terus berada di atas konstitusi,” ungkapnya.

‪Ke-13 ormas tergabung dalam LPOI (Lembaga Persahabatan Ormas Islam) itu yaitu Nahdlatul Ulama (NU), Persis, Al-Irsyad al-Islamiyah, al-Ittihadiyah, Matlaul Anwar, Ar-Rabithah al-Alawiyah, al-Washliyah, Az-Zikra, Syarikat Islam Indonesia, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), IKADI, Perti, dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII). (fs)

Sumber= Lazuardi Birru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar