Pengurus Pusat Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) menggelar diskusi halaqah syahriyah (diskusi bulanan) bertajuk ”Pentingnya Gizi dalam Menciptakan Generasi Berkualitas” di gedung PBNU, Jakarta, Kamis, 14/3/2013.
Secara resmi acara dibuka Sekretaris
Jendaral PBNU H Marsudi Syuhud. Turut hadir sebagai pembicara, Katib Aam
PBNU KH Malik Madani, guru besar Fakultas Ekologi Manusia IPB
Hardinsyah, Direktur Bina Ketahanan Remaja BKKBN Indra Wardana Ketua
KPAI Badriyah Fayumi, Kepala Seksi Standarisasi Bina Konsumsi Makanan
Direktorat Bina Gizi Titin Suhartini.
Ketua panitia Zulfa Mustofa mengatakan,
persoalan gizi penting mendapat sorotan dari sudut pandang Islam. Ajaran
dan lintasan sejarah Islam menunjukkan bahwa agama samawi ini sangat
memperhatikan kebutuhan fisik demi terciptanya generasi berkualitas.
Menurut Zulfa, masa kecil Rasululah
dilalui secara sempurna karena mendapat asupan ibu susuan dari kabilah
yang terkenal berkecukupan secara gizi. Umar bin Khattab, saat menjadi
khalifah, juga pernah mengeluarkan kebijakan subsidi untuk ibu dan
balita usia di bawah dua tahun. Umar menganggap, kebutuhan fisik sejak
dini harus tercukupi. ”Karena itu penting pemerintah memperhatikan
persoalan gizi,” katanya.
Marsudi dalam ceramah pembukaannya
menggarisbawahi, semua masalah yang dibahas untuk keperluan mencegah
aspek bahaya (daf’un dlararah) digolongkan jihad. Hal ini dijelaskan
dalam kitab yang lazim dikaji pesantren, Fathul Mu’in.
Forum halaqah ini diikuti oleh
sekurangnya 35 peserta yang berasal dari pengurus LMBNU, civitas
akademika kampus, anggota Muslimat NU, anggota Fatayat NU. Mereka
mendiskusikan kualitas sumber daya manusia Indonesia, tertauma terkait
kesehatan anak, usia ideal pernikahan, reproduksi, dan lain-lain.[az]
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar