Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme (BNPT), Irjen Pol (Pur) Ansyaad Mbai, menyebut kawanan pelaku
perampokan toko emas Terus Jaya di Tambora, Jakbar, yang ditangkap pada
Jumat (15/3/2013) terkait dengan jaringan teroris besar di Indonesia.
“Iya itu terkait jaringan teroris lain.
Satu orang dari yang ditangkap itu buronan perampokan Bank CIMB Niaga
Medan tahun 2010 lalu,” kata Ansyaad Sabtu (16/3/2013)
Mereka diduga melakukan kegiatan
perampokan untuk membiayai serangkaian aksi teror di berbagai daerah di
Indonesia. Mereka merampok toko emas untuk membiayai serangkaian aksi
teror di Indonesia.
“Mereka terkait juga dengan kelompok Solo, Beji, Poso, Makassar. Mereka memang bagian jaringan besar,” ujarnya.
Semangat untuk kegiatan terorisme ini,
jelas Ansyaad, karena terinspirasi dari buku-buku yang ditulis para
pemimpin teroris. “Pimpinan teroris ini, terus menyerukan untuk berjihad
dan memusuhi pemerintah, menyebarkan kebencian untuk pemerintah,” imbuh
dia.
Ansyaad mengatakan seruan jihad itu
disebarkan oleh para ideolog teroris melalui buku-buku. Para pemimpin
teroris ini, meski dari penjara, tetap menulis buku untuk menyebarkan
semangat terorisme. “Dalam penjara pun mereka ini terus bikin buku,”
ujarnya.
Makmur (M), salah satu dari tujuh pelaku
perampokan toko emas di Tambora, Jakarta Barat, yang ditangkap di
Bekasi, diketahui terlibat kasus bom Beji yang meledak di Depok, Jawa
Barat, dan juga perampokan di Bank CIMB Niaga di Medan. M ditembak mati
polisi karena melawan saat akan diciduk. (fs)
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar