Pengamat terorisme, Mardigu Wowiek Prasantyo mengatakan, terorisme tidak akan pernah hilang di Indonesia. Menurut dia peristiwa penggerebekan terduga teroris di Kampung Baturengat Hilir RT 2/8 Desa Marga Asih, Kabupaten Bandung (8/5) lalu, bukanlah sebuah kemunculan kembali.
Mardigu mengatakan, benih terorisme tetap ada di Indonesia karena terkait dengan ideologi. Pola ideologi tersebut digambarkan laiknya memiliki gambaran sendiri mengenai penyikapan hidup yang masuk dalam pelaksanaan di pemerintahaan dan masyarakat.
“Pola-pola itu tidak hanya mereka pikirkan semata. Tapi mereka coba terapkan di Indonesia yang berasaskan Pancasila,” ujarnya, Sabtu (11/5/2013).
Kelompok ekstrim ini berusaha dengan segala cara menerapkan seperti pengkaderan perangkatan yang dilatih di berbagai daerah. ”Ada perekrutan anggota, dan dilatih persenjataan di daerah-daerah,” katanya.
Mardigu melanjutkan, kelompok tersebut sebenarnya menginginkan wilayah sebagian kekuasan atau teritorial untuk menerapkan ideologi mereka. Tanpa adanya sebuah daerah, ideologi tersebut tidak bisa diterapkan.
Menurut Mardigu, masyarakat patut bangga dengan kinerja kepolisian yang meringkus terduga teroris di Bandung, Ciputat, dan daerah lainnya.
Khusus untuk Bandung. Mardigu mengatakan, penyergapan ini merupakan sejarah bagi polisi. Sebelumnya polisi baru bereaksi ketika ada sebuah insiden terkait peledakan atau perampokan yang menjurus ke terorisme.
Tapi, peristiwa kemarin, polisi melakukan antisipasi sebelum ada kejadian dari aksi terorisme. ”Ini langkah tepat Polri ke depan, kalau yang seperti ini harus didukung,” katanya memuji Polri.[as]
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar