Minggu, 10 November 2013

Menag Cemas Indonesia Alami Krisis Ulama


Beberapa tahun mendatang Indonesia diprediksi akan kekurangan Ulama. Hal ini disebabkan mekanisme kaderisasi tidak berjalan, apalagi kini banyak lulusan pondok pesantren yang akhirnya masuk lembaga pendidikan umum, dan lulusannya bekerja dibidang profesional. Demikian merupakan benang merah diskusi yang digelar Departemen Agama dengan Lembaga Pendidikan Maarif di Yogyakarta, Rabu lalu (15/05).

Menurut  Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali, indikasi ke arah minimnya ulama sudah mulai terlihat dan harus segera diantisipasi. Pernyataan Menag ini berdasarkan indikator mulai menurunnya siswa peserta didik yang tertarik masuk pesantren. Ini juga ditambah dengan makin sedikitnya orang yang ingin mempelajari kitab kuning.

Untuk menjegah hal itu, Suryadharma Ali menghimbau kepada lembaga pendidikan Islam, khususnya ponpes, untuk meningkatkan kualitas dan memiliki pembeda dengan lembaga pendidikan umum lainnya.

Menurut Suryadharma, turunnya minat anak didik masuk ponpes dan kurangnya animo orang mempelajari kitab kuning, diikuti dengan sulitnya posisi lembaga pendidikan Islam yang kebanyakan berstatus swasta. “Bahkan, banyak warga NU yang tak berkeinginan memasukkan putranya ke Lembaga Pendidikan Islam,” ujarnya.

Tidak sependapat dengan Suryadharma Ali,  Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul UIama (PBNU) KH Said Aqil Siroj, masih yakin banyak warga NU yang masih  memiliki semangat untuk melanjutkan semangat para ulama.
Said menilai isu krisis ulama yang beberapa dekade terakhir banyak menerpa lembaga pendidikan Islam berdampak pada semakin minimnya siswa yang tertarik mendalami ilmu keagamaan. “Selain itu, para santri lulusan pondok pesantren pun memiliki permasalahan tersendiri,” katanya.

Memang, lanjut dia, banyak santri yang kemudian masuk perguruan tinggi dan menjadi pekerja profesional. Namun, menurutnya, semua itu masih baik. Sebab, perpaduan pendidikan pesantren dan perguruan tinggi sangat dibutuhkan untuk mencetak para ulama andal. Dari pesantren inilah, santri diajarkan kitab kuning yang di dalamnya terdapat beragam khazanah keilmuan Islam. [Mh]

Sumber: Lazuardi Birru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar