Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur,
Dr. Rasiyo mengungkapkan, anak muda menjadi target utama untuk direkrut
menjadi pelaku teror oleh kelompok radikal. Pasalnya mereka pada
umumnya belum mempunyai dasar agama yang kuat.
“Kondisi inilah yang membuat mereka mudah
dicuci otaknya dan mudah dipengaruhi oleh kelompok radikal teror yang
menganggap ajarannya paling benar. Pada dasarnya mereka masih tahap
remaja yang belum matang dan masih tahap pencarian jati dirinya,”
ungkapnya saat membuka Rapat Koordinasi Pencegahan Terorisme Dalam
rangka Pembentukan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi
Jatim di Surabaya, Rabu (20/3/2013).
Selain itu, lanjut Rasiyo, lemahnya
semangat kebangsaan dan implementasi pendidikan kewarganegaraan serta
upaya pencegahan radikalisme-terorisme yang belum terintegrasi menjadi
sebuah serius bagi keberlangsungan masa depan bangsa.
Menurut dia, radikalisme dan terorisme
tidak hanya terjadi di dunia internasional, nasional, tetapi bahkan
sampai ke daerah-daerah meskipun berbeda ragam dan bentuknya.
Radikalisme adalah suatu paham atau aliran yang menginginkan perubahan
atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan secara
drastis.
“Radikalisme atau terorisme baik yang
didasari atas kepentingan agama, kelompok serta kepentingan tertentu
jika sudah diwujudkan dalam sebuah aksi harus dilarang dengan tegas,”
tandasnya. (sf)
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar