Kehidupan demokrasi di negeri ini masih diselingi dengan adegan-adegan yang sangat meresahkan. Sebut saja di antaranya adalah konflik horisontal maupun vertikal. Bahkan meskipun saat ini Indonesia telah hidup dalam konstelasi reformasi, konflik-konflik tersebut belum sepenuhnya pudar.
Salah satu tokoh Indonesia yang terkenal dengan perjuangan rekonsiliasi konflik-konflik yang terjadi di negeri ini adalah Mantan Wakil Presiden RI ke-10, Muhammad Jusuf Kalla.
Dalam sebuah wawancara Jusuf Kalla membeberkan resepnya dalam menangani konflik yang pernah ditangininya. Menurutnya setiap konflik memiliki cara dan strategi penanganan yang berbeda-beda.
“Pertama mempelajari latar belakang secara terperinci. Kedua mengenal orang-orangnya. Ketiga, mencari solusi yang bermartabat bagi mereka. Keempat, kita laksanakan secara konsekuen. Kita harus sangat berhati-hati karena latar belakang masalah yang berbeda akan membutuhkan strategi penanganan yang berbeda. Konflik Poso dan Ambon itu kan horizontal, masyarakat dengan masyarakat; sementara di Aceh itu vertikal, masyarakat melawan pemerintah. Tentu strateginya berbeda” ungkap Jusuf Kalla.
Di samping itu dalam upaya rekonsiliasi, Jusuf Kalla menyatakan bahwa dalam menghadapi kelompok yang berkonflik filosofi yang harus dikedepankan oleh pengemban misi damai adalah dignity for all. Dengan istilah ini berarti seorang yang hendak melakukan upaya rekonsiliasi harus berada dalam posisi yang mengangkat derajat kalangan yang sedang berkonflik. [Mh]
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar