Selasa, 05 Februari 2013

Konflik Tak Kunjung Usai, Militer Mesir Undang Mursi dan Oposisi





Di tengah carut marutnya kondisi politik Mesir, militer Mesir mulai bertindak, jika selumnya mereka hanya menghimbau agar masing-masing pihak menahan diri, agar tidak terjadi bentrok antara pendukung Presiden Mursi dan oposisi, kini mereka benar-benar bertindak sebagai penengah.

Militer Mesir mengundang semua pihak untuk berkumpul dan melakukan dialog nasional, dalam rangka mencari solusi atas konflik yang menimpa Mesir, gara-gara Dekrit yang dikeluarhakn Presiden Mursi dan ditolak oleh pihak oposisi.

Menurut laporan salah satu televisi Mesir, Menteri Pertahanan Mesir, Abdul Fatah Sisi, mengatakan bahwa, “Dialog yang diadakan pada hari Rabu (12.12) tidak akan membahas masalah politik atau masalah referendum, pertemuan tersebut hanya bertujuan untuk mengumpulkan para pemimpin Mesir saja”.

Berkenaan dengan undang ini, Ikhwanul Muslimin yang notabenenya merupakan pendukung Presiden Mursi menyatakan bahwa, pihaknya akan hadir dalam pertemuan tersebut, demi tercapainya solusi untuk mengakhiri konflik politik di Mesir.

Bersamaan dengan adanya undangan dialog nasional ini, perkembangan konflik politik di Mesir semakin meningkat, perpecahan merebak semakin luas berkenaan dengan rencana referendum undang-undang yang baru, ketua lawyer club Mesir, Ahmad Zind mengatakan, “Sembilan puluh persen 90% hakim di Mesir menolak ikut serta dalam rencana referendum undang-undang yang baru”. Jumlah ini diperoleh setelah diadakan jajak pendapat di antara para hakim, jaksa dan para anggota lawyer club yang ada di daerah-daerah di seluruh Mesir.

Sementara itu, ratusan ribu pendukung oposisi mengepung istana al-ittihadiyah (istana kepresidenan) di daerah Heleopolis bagian timur Kairo, demi menuntut dibatalkannya referendum undang-undang. Para demonstran berhasil menerobos salah satu pagar besi istana dengan cara merobohkannya, dan menyingkirkan semua palang penjagaan yang ada di belakang pagar tersebut. Sementara para penjaga istana kepresidenan mundur dan tetap bersiaga mengelilingi istana kepresidenan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Sedangkan di Tahris Square puluhan orang tak dikenal menyerang para demonstran yang berkemah di tempat itu, orang-orang tak dikenal tersebut melemparkan batu, granat dan bom molotov ke arah para demonstran yang sedang berada di kemahnya. Akibat kejadian tersebut, puluhan orang luka-luka terkena lemparan dan 5 diantaranya dalam keadaan kritis.

Pihak Ikhwanul Muslimin melalui juru bicaranya Dr. Mahmud Ghazlan menampik peristiwa tersebut ada kaitannya dengan orang-orang mereka, dalam pernyataannya dia mengatakan, “Semua orang Islam tahu bahwa mengalirkan darah rakyat Mesir itu hukumnya haram, jadi tidak mungkin mereka mau menyerang para demonstran yang melakukan demonstrasi secara damai, seyogyanya mereka sendiri (Ikhwanul Muslimin) telah ikut andil dalam demonstrasi sejak era Mubarak, mereka juga telah mengalami berbagai macam siksaan dan kekerasan, bahkan sebagian dari mereka ada yang sampai meninggal dunia, itu semua demi membela para demonstran”.

Mahmud Ghazlan juga menambahkan, “Jadi, tidak mungkin orang-orang kami yang melakukan hal itu, karena kami juga menghormati perbedaan pendapat dan aksi-aksi demonstrasi, selama tidak mengganggu ketertiban umum dan merusak fasilitas-fasilitas umum,” ujarnya. (Absyaish).


Sumber: Lazuardi Birru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar