Rabu, 20 Februari 2013

Dalam Islam, Konservasi Alam Bernilai Ibadah

 


Mekipun banyak kalangan yang memahami bahwa isu kiamat 2012 adalah sesat, namun sesungguhnya gosip ini memiliki makna penting yang selayaknya  dipahami umat manusia. Dalam setiap ramalan kiamat apapun, bahkan kebanyakan, memburuknya kondisi alam menjadi salah satu adegan utamanya. Artinya dibalik isu tersebut seakan ingin mengajak manusia agar lebih sadar dan peka terhadap kelestarian alam.

Islam adalah agama yang lengkap. Pesan pelestarian alam terabadikan dalam al Qur’an di sana sini. Salah satunya adalah ketika Nabi Nuh AS menyelamatkan manusia, hewan dan tumbuhan dengan kapal rakitannya ketika bencana banjir besar.

Hiruk pikuknya kehidupan manusia modern kerap tidak menyisakan ruang bagi kesadaran akan pentingnya kelestarian alam. Prestasi dalam pembangunan ekonomi yang menjadi prioritas mendorong alam diperkosa sedemikian rupa.

Memang sudah banyak juga kesadaran modern yang mulai melihat bahwa alam adalah bagian yang memiliki limit sedemikian hingga upaya pemanfaatannya harus diatur dalam suatu regulasi. Namun apabila dilihat dari upaya-upaya pelestarian yang ada, kerangka stabilisasi ekonomi tetap saja menjadi pusat regulasi tersebut. Demikian menurut Fachruddin Mangunjaya, Dosen Universitas Nasional

Dalam Islam orientasi pelestarian lingkungan, konservasi dan lain sebagainya tidak sekedar untuk stabilisasi kehidupan, melainkan juga sebentuk ibadah. Nilai inilah yang seharusnya diinjeksikan kepada manusia modern. Kesadaran bahwa dirinya adalah subsistem dari ekosistem harus ditarik ke wilayah bahwa manusia bukanlah pusat kehidupan dan kehidupan yang terjalin baik di antara subsistem lainnya bernilai ibadah. [Mh].


Sumber: Lazuardi Birru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar