Melanjutkan Artikel Sebelumnya "MENGINGAT MATI UNTUK HIDUP LEBIH BERARTI".
Namun, jika sampai saat ini kita masih merasa takut menghadapi kematian, maka pasti ada yang salah dalam sikap dan perbuatan kita selama di dunia ini.
Memang sudah watak manusia bila ia bersalah tidak berani berjumpa atau bertemu orang yang di sakitinya. Demikian pula jika ia merasa salah kepada Allah, maka ia takut intuk menghadapinya. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Araf ayat 172.
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).”
Maksud ayat di atas adalah bahwa dahulu kita masih berada dalam rahim Ibu, menjelang dilahirkan ke dunia ini kita telah berjanji tidak ada sesuatu yang patut dijadikan sebagai tempat pengabdian secara total sebagai makhluk kecuali Allah Swt.
Maka marilah kita menengok ke belakang sejarah kehidupan kita masing-masing untuk mencari titik salah dalam bersikap selama ini, sehungga kita merasa takut pada Allah dan cepat-cepat bertaubat.
Padahal bagi manusia yang berjalan di dunia ini sesuai dengan janjinya tatkala ia hendak dilahirkan ke dunia ini, maka apabila telah sampai waktunya menghadap Allah, hamba itu akan dipanggil dengan panggilan kasih sayang dan penuh kerelaan sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-Fajr : 27-30.
“Hai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya, Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar