Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) mengajak ribuan jamaah yang menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad
SAW 1435 untuk mencontoh dan meneladani Rasulullah.
“Banyak sekali kepribadian,
akhlak, moral, perilaku, tutur kata dan lain sebagainya dari Nabi Muhammad SAW
yang harus kita contoh” kata Presiden saat memberikan sambutan pada peringatan
Maulid Nabi Muhammad SAW di kediaman sekaligus Gedung Kanzus Sholawat Rais Aam
Jam’iyyah Ahli Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN) Habib Luthfy bin
Ali bin Hasyim bin Yahya, Pekalongan-Jateng, Rabu (5/2/2014).
Presiden mengatakan Rasulullah
SAW memimpin sebuah bangsa yang majemuk, namun tetap bersatu dan berada dalam
cahaya iman. Menurut dia, Rasulullah adalah pemimpin terbesar di dunia.
“Nabi SAW telah memberi contoh
agar kita menuntut ilmu dan kerja keras. Karena dua hal ini akan mampu merubah
kita. Jika kita ingin Indonesia maju, maka kita harus mencontoh Nabi SAW,” kata
Presiden.
Dalam kesempatan itu, Presiden
juga mengajak seluruh komponen bangsa untuk bergandeng tangan di tengah bencana
yang sedang menguji negeri ini. “Allah
sedang menguji kita, agar kita menjadi lebih arif. Kita harus mempunyai harapan
dan keyakinan, mampu mengatasi ujian ini, sekaligus berperan aktif untuk membangun
Indonesia yang lebih baik. Jika kita mempunyai tekad untuk membangun, bersatu
dan bekerja keras, maka atas ijin Allah SWT, Indonesia akan maju, aman, adil,
makmur dan sejahtera,” ujar Presiden.
Presiden menambahkan, bahwa
persatuan di atas segalanya. Dikatakan Presiden bahwa jika rakyat bangsa ini
mampu bersatu dengan berbagai perbedaan yang dimiliki, baik agama, ras, bahasa
dan lainnya, maka tidak ada persoalan yang tidak bisa diatasi, tentu atas ijin
Allah SWT.
“Sejak kita merdeka, para
pemimpin negeri ini terus melakukan perbaikan yang terbaik untuk bangsa.
Kebersamaan dan dukungan dari seluruh rakyat, mampu membawa negara tercinta
makin dipandang masyarakat dunia,” ungkap Presiden.
“Dunia mengakui keberadaan kita.
Meski kita telah mencapai banyak hal dalam kehidupan ini, ekonomi, budaya,
pendidikan, hubungan internasional, kesehatan, keberagamaan dan lain
sebagainya, tapi masih banyak masalah dan pekerjaan rumah yang harus
diselesaikan. Hal ini membutuhkan persatuan kita. Agar negara kita menjadi
negara yang stabil, aman dan damai. Kita harus bersatu berdasarkan Pancasila,
UUD 45, dimana negara kita bersasanti Bhinneka Tunggal Ika; meski berbeda,
namun tetap bersatu” tambahnya.
Presiden SBY juga memberikan
apresiasi dan berterima kasih kepada
Habib Muhammad Luthfy bin Yahya atas prakarsa dan upaya yang telah dan terus
dilakukan untuk menjaga keutuhan NKRI. “Saya bangga, kagum dan bersyukur, dari
Bumi Pekalongan ini, lahir seorang besar yang selalu mengajak untuk bersatu,
untuk masa depan yang lebih baik,” tutur Presiden.
Sumber: Kemenag
Tidak ada komentar:
Posting Komentar