Indonesia sebagai negara yang memiliki kekayaan budaya dengan sekitar 745 etnis dan sub-etnis memiliki keunikan budaya sendiri. Hal itu diungkapkan pakar ilmu antropologi dari Universitas Indonesia Meutia Hatta Swasono.
Ia memperkenalkan budaya Indonesia saat menjadi salah satu pembicara pada seminar budaya internasional “Culture: In Quest of a New Paradigm” di Universitas Beograd, Republik Serbia.
Sekretaris III KBRI Serbia Ariana Yulianti di London, Rabu, 20/3/2013 mengatakan, bahwa Meutia menyebutkan Indonesia kaya dengan berbagai warisan budaya yang turut menciptakan identitas nasional bangsa.
Pemaparan itu mendapat perhatian khusus dari kalangan akademisi di Beograd, khususnya dari Ibu Negara Serbia Ny. Dragisa Nikolic yang memberikan waktu dan perhatian khusus bagi kehadiran Meutia Hatta Swasono di Beograd.
Seminar dihadiri akademisi internasional dari berbagai paham ilmu itu sebagai langkah mencari paradigma baru dalam pemahaman kebudayaan berbagai bangsa dan negara.
Meutia mengatakan bahwa dengan keragaman budaya dan etnis tersebut, Indonesia dapat memimpin jalan menuju persahabatan dan kerukunan antara sesama di negara-negara lain untuk menciptakan perdamaian dan hidup berdampingan di antara komunitas dan bangsa.
Meutia juga menjelaskan tentang kehidupan rakyat Indonesia yang multikultur dimana budaya tersebut menjadi pedoman masing-masing anggota etnis dalam menjalankan kehidupan. Dikatakannya keberadaan Pancasila sebagai dasar Negara sebagai perwujudan aspirasi dan pemersatu rakyat Indonesia untuk senantiasa berada di satu atap Negara Indonesia, ujarnya.
Kehadiran Meutia pada seminar disambut gembira dan hangat oleh kalangan akademisi universitas dan mereka mengharapkan untuk dimasa mendatang dapat dilaksanakan kembali kegiatan serupa untuk lebih mempererat hubungan kerja sama di bidang pendidikan kedua negara.
Meutia Hatta Swasono adalah pakar ilmu antropologi dari Universitas Indonesia, yang kini menjabat sebagai salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden di bidang budaya dan pendidikan, serta menjabat sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan pada tahun 2004-2009.[az]
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar