Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul
Ulama (PBNU) KH Masdar Farid Mas’udi mengimbau supaya masjid-masjid yang
didirikan dan dikelola Nahdliyin segera dilabeli atribut-atribut NU.
Atribut itu dengan penempelan almanak atau jadwal waktu shalat berlogo
NU.
“Apakah ini akan menyebabkan menguatnya ashabiyah
(golonganisme, red) di kalangan umat Islam?” tanya Kiai Masdar pada
ratusan peserta Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) Lembaga Ta’mir Masjid
(LTMNU) Kabupaten Subang, Minggu, 17/3 lalu. Kiai Masdar menjawab dengan
tegas, tidak!
Ia kemudian menukil kaidah ushul fiqh, la dharar wa la dhirar,
jangan merugikan orang lain dan jangan membiarkan orang lain merugikan
kita. Terjemahan bebas dalam konteks masjid NU sekarang adalah, jangan
mengambil masjid milik orang lain dan jangan membiarkan orang lain
mengambil masjid milik kita.
Ia menambahkan masjid yang tidak dilabeli
justru menjadi tempat keributan, yaitu menjadi ajang perebutan
antargolongan. Ketika dilabeli NU, golongan yang akan berebut sudah
paham ini milik orang lain.
Orang NU harus membolehkan golongan lain
untuk shalat di masjid NU, tetapi mereka harus diperlakukan sebagai tamu
yang tidak bisa mencampuri urusan rumah tangga masjid. “Lalu bagaimana
jika ada yang mengatakan bahwa setiap masjid itu milik Allah?” tanyanya.
Ia menjawab sendiri dengan analogi, jika
seorang pencuri mengambil harta milik kita, ia akan menjawab juga bahwa
yang dicuri adalah milik Allah. “Melabeli masjid NU bukan meruntuhkan
pendapat bahwa masjid milik Allah, tetapi kita sebagai pemilik nisbi
bertanggung jawab menjaganya dengan cara kita sendiri,” tegasnya.[az]
Sumber: Lembar Jumat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar