Laman

Senin, 24 Juni 2013

Polri Minta Kemenkominfo Blokir Situs Bom


 

Kepolisian Republik Indonesia (Polri) meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika agar memblokir situs internet yang berisi panduan merakit bom. Pasalnya, pelaku teror yang dibekuk polisi akhir-akhir ini belajar membuat bom secara otodidak dari situs internet.
Hal tersebut disampaikan Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Suhardi Alius terkait penangkapan kawanan perampok yang diduga terkait jaringan teroris di Jakarta dan Bekasi pada Jumat (15/3/2013).

“Pelaku tidak lagi secara fisik berlatih membuat bom. Kemenkominfo bisa memverifikasi, mengecek, dan menyeleksi dengan baik situs yang memuat panduan membuat bom. Konten yang isinya seperti itu agar tidak tersebar ke masyarakat karena kecenderungannya mereka belajar dari situ,” kata Suhardi di Jakarta, Sabtu (16/3/2013).

Ia menambahkan, para pelaku teror membuat bom secara otodidak karena mereka kini terdiri dari sel-sel kecil. Hal itu berbeda dengan para pelaku teror terdahulu yang bergerak atas instruksi langsung dari atasan. Pelaku teror sekarang merencanakan teror atas inisiatif sendiri.
“Pola terorisme ini tidak direktif dari atasannya, top down, tapi sekarang parsial. Kelompok ini langsung bicara dan memutuskan eksekusi, tanpa menunggu perintah dari amir atau pimpinannya. Ini yang perlu diwaspadai,” tegasnya.

Selain itu, kata Suhardi, ketersediaan bahan dasar pembuat bom mudah didapat di pasar. Hal tersebut semakin memudahkan akses bagi kelompok teror merencanakan aksinya. Polri sedang berkonsentrasi pada hal ini dengan penelurusan penjualan bahan pembuat bom. “Penjualan pupuk yang jadi bahan pembuat bom jadi konsen kami. Kami sedang cari cara mereduksi untuk hal ini,” terangnya.
Selain itu, menurut Suhardi, buku-buku yang berisi ajakan teror harus diwaspadai bersama. Informasi dalam buku yang provokatif, kata dia, harus disensor untuk meminimalisasi teror. Pihak yang terkait langsung dengan hal itu, yaitu alim ulama dan lainnya harus berperan aktif memberikan pencerahan terhadap isi buku.

Sebelumnya diberitakan, Makmur (M), salah satu dari tujuh pelaku perampokan di toko emas di Tambora, Jakarta Barat, yang ditangkap di Bekasi, diketahui terlibat bom Beji yang meledak di Depok, Jawa Barat September 2012. Pelaku juga berkaitan dengan perampokan di Bank CIMB, Medan, beberapa waktu lalu.

M ditembak mati polisi karena melawan saat akan diciduk. Selain M, Kodrat alias P dan A juga ditembak mati. Sementara itu, mereka yang ditangkap masing-masing berinisial Togok alias A, H, S, dan Giting. Adapun barang bukti yang disita dari para tersangka, yakni 5 senjata api rakitan, peluru kaliber 9 mm 34 butir, 14 bom pipa, 2 sepeda motor, dan emas 1 kilogram. (sf)

Sumber: Lazuardi Birru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar