Dalam penutupan Konferensi Tingkat Tinggi
yang ke-33 di Manama, Bahrain kemarin, para pemimpin negara-negara
Teluk menghasilkan beberapa keputusan, baik yang berkenaan dengan
masalah politik maupun masalah ekonomi di negara-negara anggotanya.
Para pemimpin Negara-negara Teluk Arab
tersebut menghasilkan kesepakatan langkah-langkah strategis untuk
menyatukan visi dan misi negaranya masing-masing. Kesepakatan ini
sejalan dengan keinginan Riyad yang diutarakan oleh Raja Saudi untuk
meningkatkan hubungan yang awalnya hanya sebatas hubungan yang bersifat
taawun (organisasi biasa) menjadi Uni Arab Teluk yang mengakomodir semua
kepentingan negara-negara anggotanya.
Raja Hamad bin Isa Ali Khalifah, Raja
Bahrain menegaskan keberhasilan besar yang dihasilkan dalam konferensi
tersebut merupakan bukti nyata keinginan para pemimpin Negara-negara
Teluk untuk saling membantu, saling meningkatkan hubungan dan saling
mendukung untuk bersama-sama mensejahterakan masyarakat Teluk.
“Hal itu tidak bisa tercapai kecuali
dengan adanya persatuan dan keinginan untuk saling membantu sesama
Negara-negara Teluk demi menjaga dan mengamankan wilayah mereka,” ujar
dia ketika memberikan sambutan pada acara penutupan konferensi.
Ia mengucapkan terima kasih kepada
anggota Majelis Komite Tertinggi Negara-negara Teluk yang telah
merancang tema pembahasan konferensi tersebut. Ia menjamin hasil
konferensi tersebut akan mendapat perhatian khusus dari semua anggota
dan akan segera terlaksana untuk kemaslahatan masing-masing negara
anggotanya.
Dalam sambutannya, Syaikh al-Sabah
al-Ahmad al-Jabir al-Sabah, Raja Kuwait menyampaikan kegembiraannya dan
kegembiraan rakyat Kuwait atas rencana diadakannya Konferensi Tingkat
Tinggi Negara-negara Teluk yang akan datang di Kuwait. Ia juga
menyampaikan undangan bagi semua yang hadir ketika itu untuk turut hadir
dalam konferensi yang akan datang di negaranya.
Sementara dalam bidang politik hasil
konferensi tersebut memutuskan bahwa semua anggota Majelis menentang
penjajahan Iran terhadap tiga pulau yang menjadi hak Uni Emerat Arab.
Mereka juga menegaskan bahwa semua hal yang berkaitan dengan ketiga
pulau tersebut, baik yang berkaitan dengan masalah politik, ekonomi
maupun yang lainnya berada di bawah kekuasaan Uni Emerat Arab, dan Iran
sama sekali tidak memiliki hak atas ketiga pulau tersebut.
Hasil keputusan tersebut juga mengimbau
Iran dan Uni Emirat Arab untuk duduk bersama membahas masalah sengketa
tersebut atau kalau tidak bisa keduanya dipersilahkan untuk
mengajukannya ke pengadilan internasional. Di samping itu, mereka juga
menghimbau Iran untuk tidak ikut campur dalam masalah intern
Negara-negara Teluk.
Sedangkan mengenai senjata nuklir Iran,
mereka berharap Iran mau bekerja sama dengan Badan Nuklir Internasional.
Dalam keputusannya mereka ingin Iran memperhatikan keinginan
Negara-negara Timur Tengah yang ingin bebas dari senjata nuklir maupun
senjata pemusnah massal lainnya. (Absyaish).
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar