Direktur Pais Dirjen Pendis Kementerian
Agama RI, Dr. Amin Haedari, M.Pd mengatakan, perbedaan di dalam Islam
itu merupakan sunnatullah. Menurut Amin, Allah menciptakan dunia dan
segala isinya ini dengan berbagai macam, berbagai rupa dan warna. “Ada
laki-laki, ada perempuan, ada siang, ada malam, dan berwarna-warna,”
kata dia pada Lazuardi Birru, di Jakarta.
Amin meyakini, justru dengan keberagaman
ini, Islam melihat sesuatu yang berbeda ini dengan indah. Kalau kita
rasakan siang terus-terusan, malam terus, hitam terus, atau warna merah
terus itu tidak lah indah. Namun, kata dia, Islam melihat
keberanekaragaman ini sebagai sesuatu yang luar biasa. “Allah
menciptakan laki-laki, Allah menciptakan perempuan itu merupakan
anugerah terhadap perbedaan ini,” ungkapnya.
“Kalau kita lihat warna-warni kupu-kupu
luar biasa. Coba warna merah saja atau kuning saja, mungkin tidak
terlalu indah. Tetapi dengan warna yang bermacam-macam itu, Islam
melihat itu adalah anugerah. Karena itu, keberagaman itu harus kita
syukuri,” imbuhnya.
Namun faktanya, tak sedikit kasus yang
terjadi di Tanah Air ini menjadikan agama sebagai legitimasi untuk
melakukan kekerasan sebagai solusi. Menanggapi hal ini, Amin mengatakan
kalau terjadi perbedaan, kemudian diselesaikan dengan cara kekerasan,
maka hal itu sebenarnya mengkhianati sunnatullah.
Selain itu, lanjut Amin, bisa juga
perbedaan yang diselesaikan dengan cara kekerasan ini disebabkan karena
minimnya pengetahuan yang dimiliki oleh orang tersebut. “Banyak kasus
kekerasan itu karena lemahnya atau terbatasnya pengetahuan yang dimiliki
oleh masyarakat itu,” kata dia.[Az]
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar