Sejak Ahad pagi (18/11), Israel
meningkatkan serangannya, baik udara maupun darat ke Jalur Gaza,
kantor-kantor berita dan gedung-gedung pemerintahan luluh lantak
dihantam roket-roket Negara Zionis tersebut, korban jiwa banyak
berjatuhan. Menurut laporan koran Asharq al-Awsat sedikitnya ada 100
orang lebih korban yang meninggal dunia dan 600 orang luka-luka,
sebagian besar dari korban tersebut adalah warga sipil dan anak-anak.
Sedangkan dari pihak Hamas dan
gerakan-gerakan bersenjata Palestina lainnya telah meluncurkan
roket-roket yang mengenai beberapa daerah di Israel, dan untuk pertama
kalinya, roket-roket tersebut sampai ke Tel Aviv, Ibu Kota Israel,
dengan jarak tempuh 80 km dari tempat peluncurannya.
Di sisi lain, negara-negara Arab dan
Dunia Internasional tidak henti-hentinya melakukan berbagai usaha untuk
menghentikan konflik tidak seimbang tersebut. Menurut sumber penting di
Palestina menyebutkan bahwa konflik tersebut tidak akan berlangsung
lama, dan akan segera berakhir berkat usaha yang dilakukan Mesir, Qatar
dan Turki. Pada waktu yang bersamaan sumber diplomatik dan keamanan
Mesir menyatakan bahwa pejabat penting Israel bersama tiga orang lainnya
sampai ke Kairo untuk membahas genjatan senjata antara Israel dengan
Hamas.
Sumber tersebut juga menyebutkan tiga
syarat yang diajukan Hamas untuk mencapai genjatan senjata yang
dimaksud, pertama, Israel harus menghentikan serangannya ke Jalur Gaza,
kedua, Israel harus menghentikan blokade terhadap daerah tersebut, dan
ketiga, Israel harus menghentikan pembunuhan terencana terhadap
tokoh-tokoh politik, dan hal ini harus berada di bawah pengawasan
Amerika Serikat.
Presiden Mesir sendiri telah menghubungi
petinggi Hamas, Ismail Haniyah melalui saluran telepon, yang pada saat
bersamaan Musy’al juga sedang mengikuti pertemuan dengan Perdana Menteri
Turki Rajab Tayeb Urdogan dan Pengeran Qatar, Syaikh Hamad bin Khalifah
Ali Sani, dalam pembicaraan tersebut, Musy’al menyebutkan ketiga syarat
yang harus dipenuhi Israel jika ingin menghentikan konflik.
Di pihak lain, Menteri Luar Negeri
Prancis Laurent Fabius yang berusaha menjadi mediator antara Israel dan
Palestina menyebutkan bahwa Menteri Luar Negeri Israel menyatakan,
mereka siap melakukan genjatan senjata dengan syarat Hamas harus
menghentikan serangan roketnya dari Jalur Gaza. Senada dengan itu,
Menteri Luar Negeri Inggris mengingatkan Israel agar tidak melakukan
serangan darat ke Jalur Gaza, sebab hal itu akan merugikan mereka,
karena akan kehilangan dukungan Dunia Internasional terhadap mereka.
(Absyais).
Sumber: LB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar