Jumat, 25 Oktober 2013

Pesantren Disinyalir terkait Radikalisasi Dibina


Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan Kementerian Agama telah melakukan pembinaan ke sejumlah pesantren yang disinyalir terkait radikalisasi. Bahkan, Kemenag pun terus aktif melakukan pembinaan untuk mencegah terorisme.

“Insyaallah pembinaan sudah kita lakukan, lebih dari itu kita juga lakukan,” ujarnya di Jakarta, Sabtu kemarin.
Namun ia enggan mengungkap pesantren mana saja yang dibina oleh Kemenag. Tapi dia memastikan pembinaan umat menjadi tanggung jawab lembaganya.

“Kemenag kan tugasnya pembinaan. Jadi negara sudah membagi habis tugas-tugasnya. Kalau misalnya ada penerbitan-penerbitan buku yang berpotensi SARA itu wilayahnya Kejaksaan Agung. Kalau menyangkut keormasan perlu dibubarkan itu wilayah Kemendagri. Jika itu ada unsur kriminal itu kepolisian,” tuturnya.

Menurut dia untuk memberangus gerakan radikalisasi di Indonesia diperlukan usaha keras. Seluruh elemen bangsa diharapkan dapat mendukung gerakan deradikalisasi.[as]


Sumber: Lazuardi Birru

Kamis, 24 Oktober 2013

Masyarakat Tasikmalaya Demo Kecam Terorisme

Massa yang tergabung dalam Forum Anti Kekerasan Tasikmalaya menggelar aksi demonstrasi mengecam terorisme dan tindakan kekerasan, menyusul terjadinya pelemparan bom terhadap pos polisi di Jalan Mitra Batik Senin lalu (13/5).

Demo tersebut dilakukan ratusan anggota FAKT di Jalan Doktor Sukarjo, Markas Polresta Tasikmalaya, dan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (15/5). Dalam aksinya itu massa menyerukan bahwa terorisme adalah musuh kemanusiaan. Mereka juga mengharamkan aksi terorisme di wilayah Kota Tasikmalaya.

Koordinator Aksi, Dindin C Nurdin menuntut agar pemerintah dan aparat penegak hukum segera menyelesaikan masalah terorisme karena sudah meresahkan masyarakat. Ia menuntut aparat penegak hukum dapat mengungkap tuntas pelaku yang melakukan aksi kekerasan dan menghukum mati orang yang melakukan aksi teror.
“Kami menuntut hukum mati terorisme. Usut sampai tuntas pelaku kekerasan baik kelompok ataupun pribadi,” katanya.

Saat berorasi, Dindin menyatakan segala bentuk kekerasan dan pengerusakan yang mengatasnamakan agama adalah haram. Ia juga mengatakan bahwa pelemparan bom ke pos polisi Jalan Mitra Batik, merupakan tindakan yang telah mengganggu kenyamanan dan keamanan masyarakat Tasikmalaya. “Bagi kami haram hukumnya terorisme berkembang di Kota Tasikmalaya,” katanya. [Mh]

Sumber: Lazuardi Birru

Rabu, 23 Oktober 2013

Lagi, 2 Terduga Teroris Ditangkap di Solo




Detasemen Khusus 88 Antiteror kembali menangkap dua terduga teroris di Solo, Jawa Tengah, Kamis, 16 Mei 2013. Mereka juga menemukan bubuk potasium yang disimpan dalam kaleng cat ukuran besar. Sebelumnya, polisi menangkap seorang terduga teroris yang merupakan kerabat Abu Bakar Ba’asyir di Solo.

Dua orang yang ditangkap tersebut bernama Ibrahim Sungkar dan David. “Penangkapan kedua orang itu merupakan pengembangan dari penangkapan Mu’in,” kata Kasubag Humas Kepolisian Resor Surakarta, Ajun Komisaris Sis Raniwati.

Densus langsung melakukan penggeledahan di rumah Ibrahim lantaran dia diduga menyimpan benda berbahaya. Saat penggeledahan, Densus menemukan potasium yang tersimpan di kaleng cat ukuran 25 kilogram. Kaleng tersebut dipendam di pekarangan rumah Ibrahim yang terletak di Losari RT 5/RW 3, Semanggi, Pasar Kliwon.
Selain potasium, Densus juga menemukan sejumlah senjata tajam di rumah tersebut. Menurut Sis, senjata tajam yang ditemukan berupa 10 bilah golok. Dalam penggeledahan tersebut, polisi juga terlihat menggelandang satu orang yang diperkirakan adalah salah satu terduga teroris yang tertangkap. Pria yang menggunakan penutup wajah tersebut diminta menunjukan tempat penyimpanan barang bukti yang ada di rumah tersebut.

Menurut Sis, benda-benda yang ditemukan tersebut merupakan milik Ibrahim. Sedangkan yang menyimpan dengan cara menimbun di pekarangan dilakukan oleh David. Ketua rukun tangga setempat, Agus Sumaryawan, mengatakan bahwa Ibrahim tinggal di tempat tersebut sejak enam tahun lalu. “Dia tidak pernah ikut kegiatan kampung,” katanya.
Hanya saja, Agus mengaku tidak mengenal David, salah satu terduga teroris yang ditangkap. “Dia bukan warga sini,” kata Agus. Hingga saat ini belum diperoleh informasi tempat penangkapan maupun kediaman David.

Sumber: Lazuardi Birru